semoga Indonesia semakin bangkit dari kenormalan ini.
hahaha...
sumber pict: kebangkitan-nasional.or.id
kali ini saya bukan ingin membahas tentang
apakah selama ini, 103 tahun indonesia sudah bangkit?
jawabannya sudah jelas.
bagi mereka yang waras pasti bilang: belum.
tapi bagi saya yang gila: sudah.
sudah bangkit tapi belum berdiri,
baru sampai duduk dan terus duduk sampai sekarang.
ya, bagi saya Indonesia sudah bangkit.
faktanya, dahulu kita tertindas diinjak-injak, tiarap,
akhirnya sekarang mampu merdeka dan memiliki kedaulatan yang penuh.
kita sudah tidak lagi terinjak-injak,
kita mampu duduk di negeri sendiri dengan tenang.
nah, masalahnya kita hanya puas sampai duduk saja.
ya, dari jaman orde baru kita sukanya duduk disuapi
dari hutang-hutang luar negeri.
bagaimana ga puas?
duduk pun bisa kenyang?
hahaha...
reformasi?
ya kita masih senang duduk saja.
duduk sambil mencaci maki pemimpin yang dulu kita pilih sendiri.
duduk sambil mengeluh kinerja pemerintah yang lamban dan lemot.
mahasiswa? sukanya men-duduk-i tempat-tempat penting dan tengah-tengah jalan.
ya, selama ini sukanya duduk daripada berdiri.
apakah duduk itu salah?
ya enggak lah...
ya kalau duduk di angkutan umum karena tak mampu membeli pertamax,
itu bagus sekali.
lebih bagus daripada mereka yang "berdiri" ngantri premium
padahal mampu membeli pertamax.
duduk mencari solusi permasalahan negeri itu lebih baik,
daripada berdiri bahkan melompat-lompat sambil memaki pemimpin negeri
tanpa memberikan alternatif solusi.
udah tau pemerintah bodo, kebijakannya tolol,
lalu kenapa ga dibantu menyelesaikan?
kalau memang ada solusi yang lebih baik, tawarkan.
anak bodoh, diajari. jangan malah dimaki-maki.
caci maki ga bakalan bikin dia makin pinter.
atau sebetulnya yang protes itu yang bodo,
merasa jadi majikan yang udah bayar babunya di pemerintahan,
tapi ga merasa bahwa babunya itu punya kemampuan lebih daripada majikannya untuk urusan tertentu.
menteri perhubungan tentu punya kemampuan lebih dalam hal manajemen transportasi
ketimbang rakyatnya sebagai majikan yang hanya bisa menikmati transportasi.
mbok majikannya sadar, dia jadi menteri karena lebih berkompeten di bidangnya.
kalau kenyataannya tidak lebih berkompeten,
ya diajari, jangan malah dimaki-maki.
menurut saya ada beberapa hal yang bikin indonesia itu
masih nyaman duduk saja dan belum mampu berdiri.
euforia demokrasi yang kampungan
saya juga belum tahu apa itu demokrasi yang sebenarnya.
tapi setahu saya,
demokrasi itu kebebasan bicara.
bukan kebebasan memaki
atau kebablasan menghina.
ya, maklum lah,
jaman order baru siapa yang bisa memaki pemimpin?
sekarang reformasi,
mereka yang kampungan meluapkan kebebasannya
dengan memaki-maki pemimpin yang dulu dipilihnya sendiri,
memaki-maki wakil yang dulu dipilihnya sendiri.
apa mereka ga sadar ya,
bukankah demokrasi itu kebebasan mengungkapkan pendapat?
orang bisa memilih, mengungkapkan pendapat yang membangun atau sekedar pendapat yang kaya kentut,
keluarnya ga dipikir, kalo udah keluar cuma bikin orang menyingkir.
hahaha...
bukankan dengan demokrasi itu kita juga bebas memberikan saran? solusi?
kenapa kita tidak memilih itu?
bebaslah dalam memberikan ide, solusi, penyelesaian masalah.
ada yang bilang rakyat itu tugasnya bukan memberi solusi,
mereka yang sudah di bayar rakyat lah yang harusnya mencari solusi.
bagi saya itu jawaban konyol.
tergantung kemampuan masing-masing saja lah,
tergantung isi otak masing-masing.
kalau otaknya cuma isi keluhan, caci maki,
ya silahkan demokrasi itu diwujudkan dengan
pamer keluhan, caci maki kepada pemimpin.
kalau otaknya isi saran, solusi,
ya silahkan demokrasi itu diwujudkan dengan
berkarya untuk menjadi solusi permasalahan negeri.
selama ini demokrasi dirayakan dengan keliru,
dirayakan dengan tetap duduk manis tapi mulutnya koar-koar,
padahal demokrasi juga bisa dirayakan
dengan bebas berdiri untuk jadi solusi negeri.
sekali lagi saya belum tahu artinya demokrasi yang sesungguhnya,
tapi yang saya tahu, ada pilihan yang lebih baik
daripada mencaci dan mengeluh.
harga diri yang nanggung
Indonesia bagi saya bangsa yang bermartabat.
harga dirinya tinggi.
bahkan kemerdekaan pun tak mau hasil pemberian penjajah.
maunya hasil proklamasi dari negeri sendiri.
masih ingat klaim kebudayaan oleh malaysia?
masih ingat konflik perbatasan dengan malaysia?
masih ingat AFC cup?
betapa tinggi harga diri rakyat.
tapi ketika dihadapkan dengan negeri sendiri,
harga dirinya luntur.
dihimbau untuk pake pertamax,
malah pilih premium yang untuk orang miskin.
mendingan pake angkutan umum
daripada kendaraan pribadi tapi pake premium.
mana harga diri sebagai rakyat yang bermartabat?
ada yang bilang, rakyat sudah membayar pajak,
sudah sepantasnya rakyat mendapat kesejahteraan termasuk dalam hal bbm.
ya, rakyat itu ga akan diam sebelum perut kenyang,
tidur nyenyak, mobil mewah, rumah besar, anak pinter, ....
intinya rakyat itu ga akan pernah puas.
mbok lihat negeri kita itu masih banyak yang lebih membutuhkan
daripada kita yang udah bisa mengakses internet.
ga usah sok miskin, masih banyak yang benar-benar miskin
yang butuh uluran tangan pemerintah.
harga diri kalau mau dijaga ya jangan nangung-nanggung lah.
gengsi cuma kalau keliatan orang lain doank.
nanggung amat. hahaha...
sebetulnya Indonesia sudah pada jalur yang benar,
namun lajunya masih terlalu lambat.
memang benar,
semua yang baru ga akan langsung matang,
termasuk demokrasi.
tapi setidaknya, sikap euforia yang kampungan itu bisa segera berhenti,
lalu berganti dengan demokrasi yang lebih membangun.
ini jaman demokrasi,
kita bebas berdiri,
berkarya untuk jadi solusi negeri.
kita hormati kebijakan dari mereka yang lebih ahli,
kita berikan saran kalau masih ada kekurangan di sana-sini.
berhenti mengeluh dan mencaci,
karena mengeluh dan mencaci itu seperti kentut.
keluarnya ga perlu mikir,
kalau udah keluar,
cuma bisa bikin orang menyingkir.
siapa yang suka dengan teman yang pandai mengeluh dan mencaci?
sekali lagi, selamat hari kebangkitan nasional,
mari berdiri. mari berdikari.
om ane kopas lagi ya,,,
BalasHapustulisan nya mantap gan... :2thumbup
BalasHapusizin share gan..indonesia butuh ini :)
BalasHapusgila' bener dah mas :D
BalasHapus