Jumat, 28 November 2014

PNS sedang "di-sederhana-kan"

Kita hidup di jaman dimana "memusuhi" PNS dianggap suatu perjuangan kesejahteraan rakyat.
Mengurangi tunjangan PNS dan melarang diadakannya kegiatan di hotel sebagai kemenangan.
Sidak dan memarahi PNS sebagai prestasi.
Kampanye "jangan jadi PNS, jadilah pengusaha" sebagai pedoman hidup yang paling bijaksana.
Melihat PNS di tempat perbelanjaan sebagai suatu dosa dan kenistaan.
Memandang PNS yang berkecukupan sebagai ancaman negara yang harus diberantas.
Membatasi undangan perkawinan hanya 400 sebagai ide cemerlang benderang rupawan.
Ayolah para penguasa... berhentilah memojokkan kami PNS seolah-olah kami adalah musuh rakyat!
Apakah PNS adalah masalah bagi bangsa ini?
#hentikanPolitisasiPNS #KamiBukanMusuh

itu tulisan, atau lebih tepatnya gambar, yang saya dapat dari salah satu grup WA. Isinya menggelitik, bikin saya senyum-senyum sendiri.

apa iya, sekarang ini memusuhi PNS dianggap perjuangan kesejahteraan?
menurut saya c tergantung PNS nya ya...
kalo PNS nya tidak melakukan pelayanan sebagaimana diharapkan rakyat,
memusuhi mereka adalah tindakan mendukung kesejahteraan rakyat.
jadi, kalau PNS yang seperti itu dipecat, artinya kesejahteraan rakyat dibela.
apakah yang seperti itu salah?
ya enggak lah....
masa kita rela membiarkan PNS tua yang ga bisa melayani rakyat dengan baik,
mereka terus memakan uang rakyat?
saya aja, yang juga PNS, ga rela tuh liat mereka terus jadi PNS.
dan saya lebih ga rela lagi liat PNS masih muda tapi dah ga bisa melayani rakyat dengan baik.

jadi, memusuhi PNS itu baik?
jangan PNS-nya yang dimusuhi deh...
ganti istilahnya dengan memusuhi "PMS, Pegawai Malas Sekali"

jadi bagi anda yang PNS, termasuk saya, kalau sekarang merasa sedang dibenci rakyat....
berarti selama ini kita menjadi pegawai yang.... hhmmm.. :)

apa iya,mengurangi tunjangan PNS dan mengurangi kegiatannya di hotel adalah kemenangan?
kalau saya bilang,
tunjangan PNS ga macem-macem kok. Kalau di Kemenkeu ada TKPKN, tunjangan khusus pengelola keuangan negara. Ibaratnya, bendahara dikasih tunjangan lebih dari yg lain karena ngurusin uang kan risikonya gede. high risk high return.
trus ada tunjangan kinerja, kalo ini sepertinya dimana-mana juga ada. tunjangan yang diberikan berdasarkan pencapaian kinerja ybs.
tunjangan istri dan anak, bagi yg udah punya keluarga.
tunjangan jabatan, bagi yg punya jabatan.

trus ada lagi? ga ada.

tunjangan yang banyak malah ada di anggota DPR. nih....
1. Tunjangan Kehormatan : 3.720.000
2. Tunjunangan Komunikasi Intensif : 14.140.000
3. Tunjangan Peningkatan Fungsi Pengawasan dan Anggaran: 2.500.000
4. Biaya Penelitian dan Pemantauan Peningkatan Fungsionalitas Konstitusional Dewan: 500.000
5. Dukungan Biaya Bagi Anggota yang Merangkap Menjadi Anggota Badan/Panitia Anggaran: 1.000.000
6. Bantuan Langganan Listrik dan Telepon: 5.500.000
7. Biaya Penyerapan Aspirasi Masyarakat Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Komunikasi Intensif: 8.500.000
sumber: Surat Edaran Setjen DPR RI No. KU.00/9414/DPR RI/XII/2010

banyak kan jenis tunjangannya... :) apalagi jumlah rupiahnya... :) jumlahin sendiri aja lah ya...
saya dah males liat wakil rakyat begini...
bantuan langganan listrik dan telepon aja 5,5 jt. itu dah lebih gede dari gaji+tunjangan saya sebulan.
dan saya harus bayar listrik dan telepon dari gaji, ga ada bantuan lain. wkwkw... 
wakil ta*, duit banyak tingkah masih kaya anak TK. tapi ga semua DPR kayak ta* kok. :))

itu biaya penyerapan aspirasi dalam rangka peningkatan kinerja komunikasi intensif (no.7) juga segitu banyaknya, emang masih kurang ya dari tunjangan komunikasi intensif (no.2)14,1 jt?
emang komunikasinya semahal itu ya? pake provider apa c? wkwkw
makanya pake internet, biaya komunikasi jadi murah. DPR katro, hp canggih buat nonton bokep doank. wkwkw
tapi ga semua DPR doyan nonton bokep kok, karena ada juga yg doyan bikin bokep. hahaha... ta*.

jadi ngurangi tunjangan PNS itu perlu? perlu banget... buat yg kinerjanya buruk kurangi aja.
tapi ngurangi tunjangan PNS yang kinerjanya baik, itu bencana.

lebih baik, kalo mo ngirit itu tunjangan DPR dikurangi lah... sangat mengganggu logika berpikir kont*l saya. hahaha...
sayang banget otak saya buat mikir mereka, biarlah kont*l yang memikirkan mereka.
isinya di sana napsu doank. haha

kegiatan di hotel dikurangi apakah bagus buat rakyat?
hmmm... kalo ini saya setuju.
karena anggaran yg dipakai untuk rapat di hotel jumlahnya lumayan,
dan sebetulnya output yg dihasilkan sama saja dengan rapat yg dilakukan di kantor.
jadi untuk penghematan APBN, kegiatan rapat di luar kantor memang sebaiknya dikurangi.
asalkan......
ruang rapat di kantor memadai.
kalau ga memadai, ya mohon maaf kalau banyak pekerjaan yg akhirnya ga selesai2.

dan mohon maaf kepada pengusaha hotel, karena pembatasan ini sepertinya akan menggerus profit Anda. Karena pelanggan setia ruang rapat di hotel ya instansi pemerintah. wkwkw

tapi bagus kok dibatasi, ngirit APBN. Anggarannya bisa dialihkan untuk yg lebih kelihatan hasilnya.

Sidak dan memarahi PNS sebagai prestasi

Ya balik lagi, kalo nemuin PNS yg ga becus masak mau dipuji-puji, atau dibiarkan saja?
ya bagus lah dibentak, dimarahi. Kalau perlu dipecat saja lah.
semoga ASN punya mekanisme yg lebih mudah untuk memecat PNS yg sudah tidak memiliki kinerja baik.

Sekarang sebetulnya sudah baik (khususnya di Kemenkeu) bahwa tunjangan kinerja diberikan dengan dasar distribusi normal. Dari 100% pegawai, harus ada yg berkinerja sangat baik, baik dan cukup baik dengan persentase masing2 15%,70%, dan 15%. jadi ga bisa 100% sangat baik semua.

Dan akan lebih baik lagi kalau....., yg 5% teratas dikasih tunjangan 2x dari yg tergolong sangat baik. sementara 5% terbawah dari yg tergolong cukup baik dipecat saja ganti yg baru.
jadi, reward dan punishmentnya jelas. entahlah... seperti apa  aturan ASN yg baru nanti, semoga membuat ASN semakin kontributif terhadap negeri ini.

Kampanye "jangan jadi PNS, jadilah pengusaha" sebagai pedoman hidup yg paling bijaksana.

nah kalo itu memang betul, Rasulullah yg bilang...
Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad, Al-Bazzar, Ath-Thabrani dan selainnya, dari Ibnu ‘Umar, Rafi’ bin Khudaij, Abu Burdah bin Niyar dan selainnya).

ada juga hadits "Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan." meskipun hadist ini lemah.

so, jadilah pengusaha... kalau bisa.. :)
Indonesia terhindar dari krisis 2008 juga karena para pengusahanya survive.
usaha mikro dan menengahnya mampu tetep genjot perekonomian Indonesia.

ya bayangin aja klo semua mo jadi PNS, ga akan mungkin tertampung.
tapi klo semua mo jadi pengusaha, mungkin saja.
trus siapa yg jadi PNS?
halah ga usah tanya, se-enggak populer-nya karir PNS pasti ada aja yg minat. wkwkw

so jadilah pengusaha...
saya juga punya cita-cita untuk pensiun bukan sebagai PNS tapi sebagai pengusaha. :)


Melihat PNS di tempat perbelanjaan sebagai suatu dosa dan kenistaan
ya iya lah... dosa dan nista.... orang suruh kerja kok ke mall... wwoooooyyy....
kerjaan banyak tanteeee.....

kecuali emang suruh beli sesuatu untuk urusan kantor,
misalnya beli training utk kegiatan olahraga kantor.
tapi ya gausah kelamaan liat-liat sana sini sampe sore, trus absen, trus pulang deh...
besoknya pecat aja yg kya begini.


Memandang PNS yang berkecukupan sebagai ancaman negara yang harus diberantas.
wkwkw.... berkecukupan mah normal aja kaleeee.....
cukup memenuhi sandang, pangan, papan... ya normal toh.
yg penting wajar. sandang ya yg biasa aja, ga usah pake merek mahal. toh fungsinya sama aja, nutupin wudel.

pangan juga yg penting gizi terpenuhi, klo tiap hari ke cafe-cafe mahal nah itu patut dipertanyakan.
papan yg penting terlindung dari panas dan hujan. klo 1 lantai cukup kenapa harus 2 lantai.
kalau 1 rumah cukup kenapa harus 2-3 rumah.

misalnya pun, mampu membeli yg lebih... selama bukan diambil dari uang korupsi kenapa ga boleh?


Membatasi undangan perkawinan hanya 400 sebagai ide cemerlang benderang rupawan.
nah ini saya agak mempertanyakan, apa ada kajian mengenai jumlah 400 itu? apakah jumlah ini ideal?
mungkin masing-masing batasannya 100 orang untuk teman mempelai pria, wanita, keluarga mempelai pria dan keluarga mempelai wanita. wkwkw...


menurut saya daripada repot-repot, dilarang aja sekalian melakukan resepsi pernikahan. cukup ngirim berkat ke tetangga. wkwkw...
lebih ngirit, esensi pernikahannya dapet, perkara untuk ngasih tau sodara2 pake medsos aja selesai.


Apakah PNS adalah masalah bagi bangsa ini?

hmmm..... salah satu masalah bangsa ini memang PNS.
kalau bukan masalah, ga akan ada ribut-ribut ttg PNS nakal, mesum, malas, dll...

so, baguslah kalau sekarang PNS jadi sorotan publik.
ini jadi momentum perbaikan PNS ke kedepannya.

nanti, kalau PNS sudah baik, tinggal kita sikat rakyatnya. hahaha

sekarang gmn mau negur rakyat yg buang sampah sembarangan,
kalo masih ada PNS yg jadi sampah masyarakat. hmm?

mau negur rakyat yg ga tertib di jalan raya?
masih banyak PNS yg masuk ke  jalur busway pake kendaraan dinas.

mau negur rakyat yg ga jujur?
masih banyak PNS tukang bohong, yang penting Bapak senang.

biarlah kita membersihkan diri dulu,
sapu yg kotor ga akan bisa membersihkan lantai sampai bersih.

toh kita hanya diajak untuk hidup sederhana.
sama seperti nilai yg dijadikan jualan oleh presiden kita.

masih inget iklannya?

"kita ingin pemimpin yang JUJUR, 
kita ingin pemimpin yang BERSIH, 
kita ingin pemimpin yang SEDERHANA.

tapi

siapkah kita dipimpin untuk menjadi JUJUR?
siapkah kita dipimpin untuk menjadi BERSIH?
siapkah kita dipimpin untuk menjadi SEDERHANA?"

karena sudah terpilih, siap tidak siap, harus siap.
kita harus siap dipimpin untuk hidup jujur, bersih dan sederhana.

Presiden yg kita pilih sedang menjalankan janjinya,
dia terapkan ke kita dulu sebagai PNS. yg lebih mudah diatur.
setelah PNS semua sudah jujur, bersih dan sederhana,
baru rakyatnya.

jadi ada masalah dengan semua ini?
saya rasa tidak.

yang penting tujuannya bagus, demi APBN yg sehat.
demi aparat yg jujur, bersih dan sederhana,
demi Indonesia yg lebih baik.

Bukan demi menarik perhatian publik,
karena pejabat bekerja bukan untuk jadi artis.

3 komentar: