Selasa, 22 Juli 2014

Antara Presiden, Jargon dan Harapan

"kita ingin pemimpin yang JUJUR, 
kita ingin pemimpin yang BERSIH, 
kita ingin pemimpin yang SEDERHANA.

tapi

siapkah kita dipimpin untuk menjadi JUJUR?
siapkah kita dipimpin untuk menjadi BERSIH?
siapkah kita dipimpin untuk menjadi SEDERHANA?"

itulah sepenggal iklan yang sering kita lihat di tv kemarin. kemarin sebelum coblosan tanggal 9 Juli 2014.
iklan yang betul2 mengangkat penokohan seorang capres, (bukan cawapresnya).

iklan yang sebetulnya cukup membuat hati saya condong untuk mendukung capres tersebut (lagi-lagi bukan cawapresnya).
tapi pada akhirnya, 9 Juli kemarin saya bukan mencoblos untuk capres tadi.





Sekarang sudah bukan saatnya saya membahas, mengapa saya tidak memilih Pak Jokowi.
Toh nyatanya tetap saja, dia sudah terpilih menjadi RI 1 yang sah secara hukum.
terima saja lah, legowo.

Toh pada akhirnya,
siapapun Presidennya kita akan tetap bertanggung jawab atas kehidupan kita masing-masing.

Saya harus tetap bangun pagi,
berangkat subuh-subuh ke stasiun kereta,
naik KRL 1,5 jam dari Bogor ke Jakarta,
bekerja dari jam 7.30 sampai dengan 17.00,
jalan kaki ke stasiun kereta,
naik KRL 1,5 jam dari Jakarta ke Bogor,
sampai rumah istirahat, tidur.
Begitu seterusnya.

Anda pun akan tetap melakukan apa yang biasa dilakukan,
bangun pagi ke kantor, berangkat ke kampus, jualan di pasar, jaga toko,
apapun aktivitas Anda, Presiden tidak akan ada efeknya dalam kegiatan sehari-hari Anda.




Kecuali, Presiden kita mampu menumbuhkan harapan.

Harapan untuk memiliki masa depan yang lebih baik.
Harapan untuk memiliki generasi penerus yang lebih bermutu.
Harapan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.




Semoga dengan Presiden baru yang terpilih murni karena kehendak rakyat,
yang tanpa ada aksi tipu-tipu dan culas,
mampu memberikan harapan yang lebih baik untuk rakyat Indonesia.

jika presiden terpilih mampu memberikan harapan,

setidaknya saya bisa bangun pagi dengan lebih bersemangat,
karena saya punya harapan bahwa ke depan, hidupku akan lebih baik.

setidaknya saat saya sedang naik motor ke stasiun, saya bisa lebih bersemangat,
karena saya punya harapan bahwa ke depan, jalanan ini akan bebas dari lubang dan genangan air yang berbahaya

setidaknya saat saya sedang berdesakan di atas KRL, saya bisa lebih bersemangat,
karena saya punya harapan bahwa ke depan, angkutan umum di Indonesia akan lebih baik dan nyaman.

setidaknya saat saya sedang berjalan kaki dari stasiun ke kantor, saya bisa lebih bersemangat,
karena saya punya harapan ke depan, udara kita bisa makin berkualitas dan Indonesia bebas dari pengemis

setidaknya saat saya sedang bekerja di kantor, saya bisa lebih bersemangat,
karena saya punya harapan ke depan, karirku akan lebih baik

setidaknya saat saya sedang pulang, saya lebih bersemangat,
karena saya punya harapan ke depan, biaya pangan sandang papan dan pendidikan akan semakin ringan

ya, dengan harapan itu, saya bisa melakukannya segalanya dengan lebih bersemangat.

Seluruh Rakyat Indonesia akan melakukan aktivitasnya dengan lebih bersemangat.




Pertanyaannya bagaimana Presiden tadi dapat menumbuhkan harapan bagi seluruh rakyat Indonesia?


ya seperti iklan tadi,

Jujur, Bersih dan Sederhana. 

tapi ya itu, tidak hanya berlaku bagi Presidennya saja.

Wapresnya juga dan Seluruh Rakyat Indonesia juga.

Jika Presidennya dapat melakukan dan menularkan 
sikap yang Jujur, Bersih dan Sederhana kepada Seluruh Rakyat Indonesia. 
Itulah HARAPAN.

itulah HARAPAN yang kita cari.

Bisakah kita bayangkan jika seluruh rakyat Indonesia berlaku jujur, bersih dan sederhana?

Tidak akan ada maling,
dari maling sandal sampai koruptor

Tidak akan ada pelangggar rambu lalu lintas,
dari pengguna motor yang antri di zebra cross sampai truk yang melintang di palang pintu kereta api.

Tidak akan ada ketimpangan taraf hidup masyarakat,
dari penguhuni kolong jembatan sampai penguhuni apartemen di depan jembatan.

karena semua rakyat Indonesia Jujur, Bersih dan Sederhana.

saya yakin mereka pendukung Jokowi bukan mendukung karena Jokowi, tapi karena itu.
karena Jujur, Bersih dan Sederhana.
mereka lebih tertarik kepada tiga hal itu daripada tegas dan mandiri sebagai karakter yang dimainkan oleh Capres yang satunya.

Manapun karakter yang dipilih, semua baik.
tapi akan percuma jika itu hanya dikagumi dan dipilih.

selanjutnya hanya ditonton.
tidak kemudian diteladani dalam kehidupan kita sehari-hari.

karena yang bisa membaikkan kehidupan kita bukanlah Presidennya.

Tapi HARAPAN.

HARAPAN yang bisa membaikkan kehidupan kita.

dan HARAPAN itu akan muncul hanya jika kita bersatu
untuk meneladani karakter yang sudah kita pilih bersama.
yaitu JUJUR, BERSIH dan SEDERHANA.

tanpa campur tangan kita, SELURUH RAKYAT INDONESIA,
karakter yang selama ini menjadi jargon Capres hanya akan menguap begitu saja.
kita akan kembali lagi
hanya menonton para wayang pejabat yang menjalani lakon masing-masing
dengan penokohannya yang khas.
dalangnya entah siapa, dan kita, rakyat Indonesia, hanya menjadi penonton.

penonton yang cuma bisa ikut-ikutan berpesta jika jagoannya menang,
atau kecewa dan marah jika jagoannya kalah dan dicurangi.

Bangkitlah, jangan hanya duduk menonton.
Ikutlah bermain, berjuang menumbuhkan harapan bagi Indonesia.
Jangan malu berbuat baik. Malulah jika kau menganggu orang lain.

Selamat berjuang, Semoga Allah meridhoi perjuangan kita semua.
#IndonesiaDiTanganMu

1 komentar: