Sabtu, 18 Juni 2011

yang hebat dari Bu Siami bukan kejujurannya

sepertinya ada yang salah dari kita
dalam menanggapi kasus menyontek massal di desa Gadel yang melibatkan Alif, anak ibu Siami.



sejauh ini, apa yang digembor-gemborkan media dari kasus ini adalah
betapa hebatnya Alif mempertahankan kejujuran dalam ujian.
kemudian muncul gerakan di facebook
"Dukung Ibu Siami (Pembongkar Contek Massal) Sebagai Duta Kejujuran"
muncul dukungan dan apresiasi dari Koalisi Masyarakat Pendukung Kejujuran dengan judul
"Jujur itu hebat"
dan lain sebagainya,
masih banyak lagi judul-judul yang diangkat media atas kasus ini,
lebih menyoroti KEJUJURAN dari bu Siami dan anaknya Alif.

sekarang, jika kita berandai-andai.
misalnya Alif saat ujian tidak memberikan contekan dan mengerjakannya sendiri.
artinya dia jujur dalam mengerjakan ujian.
tetapi dia tidak mengadukan teman-temannya yang menyontek
ke dinas pendidikan hingga berbicara kepada media.
apakah dia tidak jujur?
toh nyatanya dia tetap jujur dalam melaksanakan ujian.

yang menjadikan kesus ini heboh dan hebat adalah,
KEBERANIAN bu Siami untuk menjadi whistle blower alias menjadi pengadu
atas peristiwa menyontek massal di SDN 2 Gadel.

kejujuran dalam pendidikan itu hal biasa.
masih banyak siswa yang independen jika mengerjakan ujian.
apalagi di lingkungan saya sekarang, STAN.
sudah menjadi hal lumrah jika ada siswa yang mengerjakan ujian tanpa menyontek.

saya kurang tahu kalau di luar lingkungan kami, kejujuran adalah hal langka.
sehingga ketika ada kejujuran, langsung menjadi pembicaraan hangat.

kalau kami, jujur adalah hal yang sudah lumrah.
jadi ketika ada yang korupsi, seperti gayus, wajarlah kalau kasus itu
kemudian mencuat menjadi pembicaraan hangat.
karena itu hal langka bagi lingkungan kami.

bukankah seperti itu prinsip pemberitaan?
yang langka dan aneh pasti menjadi bahan pembicaraan yang hangat?

maaf, jika saya dianggap sombong dan riya atas kejujuran di STAN.
bukan berarti saya ingin menyombongkan diri, tapi kadang pembelaan diri itu perlu.

yang hebat dari bu Siami dan Alif bukanlah kejujurannya.
yang hebat itu adalah keberaniannya menjadi terompet pelontar isu.
orang jujur yang tidak berani melaporkan adanya ketidakjujuran dalam lingkungannya itu banyak.
yang jarang adalah orang jujur yang juga berani melaporkan adanya ketidakjujuran di lingkungannya.

mengapa hebat?
karena whistle blower pasti mendapatkan tanggapan dan perlakuan
yang tidak mengenakkan dari lingkungan terdekatnya.
masih ingat susno duaji? sang peniup peluit yang membongkar kebusukan POLRI?
efeknya, ia menjadi bulan-bulanan teman-temannya sendiri di sana.
nah sekarang, bu Siami meniup peluit kebusukan di SDN 2 Gadel,
hasilnya diusir oleh tetangga-tetangganya sendiri.

efeknya memang selalu tidak mengenakkan untuk menjadi pengadu.
oleh karena itu kalau memang mau mengangkat kasus contek massal ini,
angkatlah guru yang merencanakan contek massal.
tanyai dan telusuri mengapa bisa mengambil sikap seperti itu.
ibarat ada yang lapor kemalingan sapi,
yang dibahas ya kemalingan dan sapinya donk,
masa malah pelapornya yang dibahas?
bu siami melapor ada mencontek massal di SDN 2 Gadel,
ya yang dibahas menconteknya dan SDN 2 Gadel donk,
koq malah bu Siami nya...
sampe-sampe yg dipanggil presiden 
bukannya siapa yg mencontek dan perwakilan pihak SDN 2 Gadel
untuk menelusuri mengapa hal ini bisa terjadi,
eh malah bu Siaminya.
karena salut atas KEJUJURAN nya.
apa di lingkungan istana dah jarang orang yg jujur ya?
aneh-aneh wae... politik pencitraan. basi. wkwkw..

kalau memang mau mengangkat Bu Siami dan Alif,
angkatlah bukan karena kejujurannya, tapi karena
KEBERANIAN MENJADI WHISTLE BLOWER.
kalau memang mau membuat dukungan di facebook,
buatlah gerakan "Dukung bu Siami jadi duta whistle blower Indonesia"
kalau mau bikin gerakan nasional, bukan "gerakan jujur nasional"
tapi "gerakan whistle blower nasional."

sebetulnya peristiwa whistle blowing ini tidak perlu terjadi
jika kita masih mau peka terhadap nasihat sahabat-sahabat kita.
sahabat yg baik bukanlah yang hanya mendukung apa yg kita lakukan,
tetapi juga mengingatkan jika kita melakukan kesalahan.
namun, ketika nasihat sahabat tidak lagi diperhatikan
maka perlu pihak ketiga sebagai penengah guna mencegah kemungkaran.
ya, dengan whistle blowing akan muncul pihak ketiga seperti media dan lain sebagainya
sebagai penengah untuk menyelesaikan kemungkaran yang terjadi.

sekali lagi, JUJUR memang hebat.
tapi MENEGAKKAN KEJUJURAN
dengan menjadi whisle blower seperti Bu Siami dan Alif,
itu lebih hebat.

-------------
saya curiga ada yg menyembunyikan isu whistle blower dengan isu kejujuran
karena takut semakin banyak orang yg berani menjadi whistle blower.



sumber gambar: kompas.com

5 komentar:

  1. semuanya dialihin gan kalo dinegara ini,,, buktinya "menyembunyikan isu whistle blower dengan isu kejujuran" kalo diistilahkan sama aja nyembunyiin duren dibalik tumpukan nagka.. :)

    BalasHapus
  2. Banyak orang yang mengetahui tentang ketidak jujuran di Ujian Nasional. Baik GURU ato MURID, tetapi apa artinya jika kejujuran yang diungkapkan menjadi malapetaka bagi dirinya sendiri. Itulah kenyataan masyarakat sekarang, bagi orang yang jujur akan TERSISIHKAN, karena tekanan dari orang tua, masyarakat, pejabat, ato guru. Ketidak jujuran di Ujian Nasional merupakan kerjasama yang sistematis, dan terorganisir dari semua pihak yang terlibat dalam Ujian Nasional !!!

    BalasHapus
  3. orang jujur sekarang banyak musuhnya, tapi sekarang masih banyak orang jujur contohnya ibu siami, kalau di dunia ini sedah tidak ada orang jujur maka dunia akan kiamat

    BalasHapus
  4. benar banget...

    saya setuju dengan pendapat anda

    pemerintah kita aneh-aneh saja

    seharusnya tindakan mereka adalah menumpas apa yang Ibu Siami adukan.

    Bukan malah mengangkat sisi baiknya Ibu Siami.

    Knapa kebobrokan yang ingin Ibu Siami tunjukkan itu malah tidak ditumpas ya?

    BalasHapus
  5. wow..di STAN kejujuran adalah hal biasa..sungguh2 biasa..

    go STANers..!!!

    BalasHapus