Senin, 24 Oktober 2011

waktu ternyata lebih berharga daripada nyawa


entah hanya perasaan saya atau memang ini benar2 sedang terjadi di lingkungan masyarakat kita.
sejak diterapkannya aturan lalu lintas "sepeda motor wajib menyalakan lampu siang dan malam"
saya sering melihat sepeda motor yang lampu depannya menyala, tetapi lampu belakangnya tidak.
jarang sekali, sebelum aturan itu ditetapkan, saya melihat "lampu plin-plan" seperti ini.
kalaupun ada, biasanya karena usia motor yg sudah tua.

sebetulnya apa c alasan mereka melakukan itu?
apa iya karena untuk menghemat bensin/listrik?
atau hanya sekadar untuk mengelabui polisi?

kalau memang untuk mengelabui polisi,
saya ga akan berkomentar.

tapi jika karena untuk menghemat bensin,
memangnya berapa liter c yg dihabiskan untuk menyalakan 1 lampu?
atau menghemat listrik dari aki, memang berapa habisnya?

semurah itukah nyawa manusia hingga rela ditukar dengan penghematan energi yg ga seberapa?
sudah di subsidi masih dihemat-hemat dengan mengorbankan keselamatan?

RAKYAT BERANI MATI
memang rakyat indonesia sangat hebat.
hhhmm... mungkin bukan rakyat indonesia ya,
lebih spesifik deh, rakyat jabodetabek.

slogan time is money benar-benar diterapkan.
lihat di jalanan, semua berlomba2 cepat sampai ke tujuan.

tak peduli rambu dan lampu lalu lintas, yg penting cepat sampai. time is money.
terlambat sedikit, gaji dopotong.

mau itu jalur busway, jalur sepeda, yg penting judulnya jalur. meski itu jalur tikus, lewat saja lah.
time is money.

saking kuatnya slogan time is money,
sampai lupa bahwa ada slogan yg lebih penting sebelum kata2 "time is money"
it is "life is time"

kita ga peduli dengan nyawa kita sendiri
padahal tanpa nyawa, kita ga akan punya waktu.

memangnya berapa c potongan kalau datang terlambat?
berapa c harga helm? berapa harga lampu?
berapa harga spion?
apa itu semua lebih mahal daripada nyawa kita?

memang dari jaman penjajahan rakyat kita terkenal sebagai pasukan berani mati.

kalau dulu it's okey, kalau ga kaya gitu ga akan kuat pasukan kita.

nah kalau sekarang?
negeri kita bukan butuh rakyat yang berani mati.
apalagi yg berani mati karena udah takut untuk hidup.

kita butuh orang-orang yg berani hidup!
hidup untuk menghidupi kehidupan sekitarnya!

pahlawan tidak selalu harus mati.
memang baik,
jika berani mati sebagai pahlawan daripada
berani hidup sebagai pecundang.
tapi akan lebih baik jika
berani hidup sebagai pahlawan.

ya...ya... nyawa di tangan Tuhan.
kalau sekarang saya lompat dari gedung lantai 10, kira2 mati ga?
nyawa di tangan saya atau Tuhan?
jangan terlalu cepat menyerahkan segalanya kepada Tuhan.

kita itu sering menyerahkan yg seharusnya menjadi tanggung jawab kita,
tapi sering ngrecokin urusan yg seharusnya mutlak urusan Tuhan.

hargai nyawa kita.

karena dengan nyawa, kita bisa menggandakan waktu.
tapi dengan waktu, kita tak bisa menggandakan nyawa.


ayo lah... kita bukan orang useless yang kepalanya lebih murah daripada helm,
yang jantungnya lebih murah daripada lampu dan spion.
kita ini mahal sehingga harus dilindungi secara maksimal.

ingat! safety first.
(iklan kondom, hahahaha....)

semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar