Senin, 21 Mei 2012

Semangat kebangkitan, semangat mengambil tanggung jawab

masih berkaitan dengan tulisanku tahun lalu tentang tema yang sama,
kali ini saya ingin bicara dengan siapapun yg membaca tulisanku, terutama Anda. :)

sebelumnya, saya ingin mengucapkan selamat hari kebangkitan nasional yang ke 104.
Walaupun terlambat satu hari, nda papa lah ya.. hehehe...

ada satu kalimat yang ingin saya tanamkan pada diri saya sendiri,
dalam momen hari kebangkitan nasional ini.
yaitu "belajar mengambil tanggung jawab"

kenapa hal ini begitu penting?

menurut saya, sikap untuk belajar mengambil tanggung jawab adalah obat mujarab bagiku
untuk tidak terus-terusan tertidur pulas hingga hidupku hanya diisi oleh makan dan tidur.

karena tidak sedikit,
orang - orang yang lebih memilih untuk tidur dan bersantai-santai daripada bangkit untuk melakukan sebuah tanggung jawab.

bermacam-macam alasan yang mereka utarakan untuk membenarkan pilihan mereka itu,
karena memang dalam tidur dan malasnya, mereka sedang berlatih untuk terus membuat alasan.

inilah yang membuat negeri ini tak bisa berlari lebih kencang.
ya, karena ada beberapa roda gigi yang malas untuk berputar.

negeri ini adalah sebuah mesin yang diputar oleh berjuta roda gigi yang seharusnya mampu berputar seirama.
namun karena orang-orang ini, roda gigi yang malas berputar, perputaran mesin menjadi terhambat.

dimanapun posisinya, sebagai apapun dia,
roda gigi yang malas berputar ini seharusnya segera diperbaiki.

caranya adalah belajar mengambil tanggung jawab.

seandainya makin banyak roda gigi yang malas itu
belajar untuk mengambil tanggung jawab untuk menyejahterakan rakyat,
tak akan ada orang-orang miskin yang mati kelaparan karena menunggu bantuan dari pemerintah.
rakyat disekitarnya telah belajar menjadi roda gigi yang berputar cepat,
merespon bahwa kemiskinan adalah tanggung jawab mereka juga, tetangga-tetangganya sendiri.

seandainya makin banyak roda gigi yang malas itu
berani belajar mengambil tanggung jawab untuk memajukan perekonomian Indonesia,
akan semakin banyak rakyat yang mengonsumsi produk dalam negeri
bukan karena harga atau kualitas, namun karena berani mengambil tanggung jawab
perekonomian Indonesia bergantung pada dirinya juga.
akan semakin banyak rakyat yang berani beriwausaha
bukan karena penghasilannya, namun karena berani mengambil tanggung jawab
bahwa pengangguran adalah urusan dirinya juga.

seandainya makin banyak roda gigi yang malas itu
belajar untuk mengambil tanggung jawab untuk mendidik generasi penerus bangsa,
tak akan ada orang yang memproduksi sinetron sampah yang membodohi rakyat,
tontonan seronok yang mengumbar paha dada seperti tukang ayam goreng,
atau yang menyandingkan tempe dan susu seperti pabrik pengolahan kedelai.
rakyat yang malas itu tak hanya menyerahkan kepada diri masing-masing
untuk menyaring tontonan yang bermutu.
rakyat telah belajar jadi roda gigi yang berputar seirama,
melakukan upaya sekuat tenaga untuk mengambil tanggung jawab mendidik generasi penerus
sesuai kewenangan dan kemampuan masing-masing individu.
jika memang kewenangannya adalah untuk memberikan izin konser,
maka mencegah keluarnya izin tersebut adalah upaya yang baik sebagai roda gigi yang aktif
menggerakkan mesin pendidikan moral di Indonesia.

konyol jika kemudian ada orang yang mengatakan
"seharusnya biarkan saja dilaksanakan,
karena jika konser dibatalkan, berarti artis lain yang seronok seharusnya juga dibatalkan"

sama saja membiarkan roda gigi yang malas dan karatan itu,
menularkan kemalasan dan karatnya itu kepada roda gigi yang lain.

sama seperti kasus saat saya melatih pramuka di salah satu smp negeri,
karena ada salah seorang anak tidak memakai sepatu, sembilan orang lainnya ikut tidak memakai sepatu.
bagiku sama saja ketika ada seorang mati ke jurang, lainnya ikut terjun dan mati bersama.
mengapa tidak mencari sepatu atau alas kaki lain?
untuk apa kompak tapi ga bermutu?

untuk apa kompak tapi kompak berputar lambat dan berkarat?
untuk apa kompak tapi kompak dalam maksiat?

itu urusan masing-masing individu....
ya, mereka yang malas mengambil tanggung jawab
akan berkata seperti itu.

tapi bagi yang berani belajar mengambil tanggung jawab,
akan mengatakan bahwa:
kebaikan masing-masing individu di negeri ini
adalah tanggung jawabku juga.

selama jalan yang kita tempuh tidak anarkis,
kenapa tidak?

bagiku itulah makna menjadi pribadi yang bangkit.

berani belajar mengambil tanggung jawab.
karena yang aku tahu, para pahlawan yang melatar belakangi lahirnya hari kebangkitan nasional
punya semangat yang sama,
yaitu berani belajar mengambil tanggung jawab.

mereka berani mengambil tangung jawab untuk memerdekakan Indonesia.
slogan mereka: Merdeka atau mati!

dan merekalah orang orang besar yang punya tanggung jawab besar pula,

karena hanya yang berani bertanggung jawab yang pantas memikul tanggung jawab.

mari tak sekadar belajar bertanggung jawab,
namun juga belajar mengambil tanggung jawab.

Insyaallah, keluhan atas negeri ini akan segera berakhir,
karena semakin banyak yang berani mengambil tanggung jawab
bahwa setiap keluhan yang muncul adalah tanggung jawab dirinya juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar