Jumat, 01 Mei 2015

Mungkin Sudah Saatnya Ada Juru Tulis Presiden

Selain Juru Bicara Presiden, mungkin kini perlu adanya Juru Tulis Presiden.

Maksudnya?

Iya, pembantu Presiden yang bisa menulis apa saja yang ingin diungkapkan Presiden
ke publik.

Apa perlunya?

Karena menurut saya, zaman sekarang bukan lagi zamannya orang lebih percaya kepada lisan daripada tulisan.
ya mungkin untuk beberapa kasus masih terjadi, dimana orang lebih percaya lisan daripada tulisan.
misalnya di jalanan, banyak rambu yang tertulis tidak dipatuhi sementara rambu yang tidak tertulis
alias "peraturan lisan" lebih dipatuhi. Trayek angkot/bis kota, peraturan tilang, garis batas stop, marka jalan, dsb.
yap, bagi "orang jalanan" tulisan memang bukan hal yang familiar untuk mereka konsumsi.

tapi di luar itu, semakin banyak orang yang lebih puas dan percaya pada tulisan daripada lisan.
terutama bagi orang-orang yang lebih berpendidikan, lebih jarang berada di jalanan.
mungkin lebih banyak berada di depan komputer, lebih sering membaca dan menulis minimal dalam media sosial.
Saya melihat kecenderungan mereka lebih percaya pada tulisan daripada sekadar lisan.

"no pict, hoax."
yap, istilah yang menegaskan bahwa gambar sebagai salah satu bentuk informasi visual, sebagaimana tulisan, lebih mereka percayai daripada hanya sekadar cerita lisan.

Lips Service, kata mereka. Apa yang dikatakan pejabat hanya sekadar pemanis dan PHP tanpa ada bukti yang nyata.

Belum lagi seringnya lisan para pejabat yang terpeleset hingga informasi yang simpang siur membuat kegaduhan di sana-sini.
Mungkin saja bukan total kesalahan pejabat tersebut, bisa juga karena para jurnalis yang sengaja membuat heboh judul berita demi meningkatkan trafic.

Lalu kalau sudah ribut begitu apa yang dilakukan?
Para pejabat tersebut "bicara" lagi, kemudian para jurnalis "menulis" lagi.
Agak dipelintir dikit, heboh lagi. Lalu para pejabat "bicara" lagi kemudian berulang tak selesai
hingga muncul isu baru yang lebih hot. Yang lalu dilupakan, hilang ditelan bumi.

Melihat Pak SBY yang sekarang lebih aktif menyapa masyarakat via medsos Facebook,
rasanya apa yang ditulis beliau membuat terang apa telah dilakukannya dulu semasa aktif menjabat sebagai Presiden.

Melihat Pak Dahlan Iskan yang dulu sering menulis dalam blognya
http://www.dahlaniskan.net/telah-lahir-sang-penari-langit-nasional/
tentang apa yang telah dilakukannya di Kemen BUMN,
dengan gaya tulisan jurnalisnya, membuat saya sebagai rakyat biasa
yang selalu ingin tahu apa yang dilakukan pemerintah
menjadi puas dan tumbuh optimisme bagi Indonesia ke depan.

Melihat Kang Emil yang selalu aktif menyapa rakyat Bandung dengan media sosialnya,
mulai dari sosialisasi rencana program, publikasi program, mengajak kerja bakti, hingga mencari perusak fasilitas publik,
dilakukannya dengan elok dan ringan melalui media sosial. Yap, dengan tulisan.

Lalu mengapa hal ini tidak dilakukan oleh Pak Presiden kita yang terhormat?
banyak kontroversi yang dikaitkan dengan Anda Pak Presiden ku yang kami sanyangi dan hormati sepenuh hati.....
mulai dari .... ah sudah lah... semua sudah tau.
tinggal cari di situs berita online, klo boleh saya katakan 90% berita tentang Anda ber-tone negatif.

Lalu mungkin Anda malas untuk mengklarifikasi,
biarkan saja, yang penting rakyat nanti akan tahu hasil kerja kabinet saya.
kalaupun harus bicara, biarkan Seskab saja... atau Jubir...
padahal bicara itu lebih rawan salah dibandingkan dengan menulis. Apalagi melalui orang lain.

Mohon izin mengingatkan Pak,
kami sebagai rakyat juga ingin berperan serta untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

tapi bagaimana mungkin kami bisa melakukan sesuatu
sementara Anda sibuk bekerja sendiri, dengan pembantu-pembantu Anda,
yang penting kerja,kerja,kerja....
Diam seribu bahasa, malah ada yang bilang, Anda sering menghilang seperti remote tv.
kami butuh arahan Anda supaya gerakan kami padu,
energi kami menyatu sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan ringan.
Jangan lakukan arahan dengan lisan. rawan diselewengkan.
arahan yang tak jelas membuat kami saling bertabrakan,
energi yang dibutuhkan menjadi lebih besar namun hanya membuat kami semakin hancur.

Tulislah Pak, kalau Anda tak sempat, banyak penulis di Indonesia yang siap membantu Anda.
Berikan kami arahan yang jelas, kami harus melakukan apa...
jangan diam seribu bahasa.
Diamnya Anda dalam memberi arahan akan memunculkan kecurigaan
bahwa Anda tak bisa mengarahkan karena jangan-jangan selama ini Anda hanya "diarahkan".
maaf, kalau ini menjadi buruk sangka. Semoga Allah mengampuni saya.

Kalau Anda masih bingung, maaf saya lancang untuk menyarankan
belajarlah kepada Kang Emil.
Bukan masalah toh Presiden belajar kepada Walikota?

Kami juga butuh pertanggungjawaban tentang apa yang sedang Anda lakukan sebagai Presiden
karena jabatan Anda representasi kepercayaan rakyat.
Kami butuh transparansi...
Jangan hanya diam, diamnya Anda dalam memberikan transparansi
akan memunculkan kecurigaan
bahwa selama ini Anda melakukan hal-hal yang tak pantas diketahui publik
karena mungkin hanya menguntungkan segelintir teman dekat Anda
sementara itu rakyat hanya menjadi korban.
maaf kalau ini menjadi buruk sangka. Semoga Allah mengampuni saya.

Kalau masih bingung, mungkin kalau boleh menyarakan
belajarlah kepada Pak Dahlan Iskan.
Bukan masalah toh Presiden belajar pada Mantan Menteri?

Kami rakyat Indonesia butuh Anda lebih dekat
Tulislah apa yang perlu kami lakukan
Tulislah apa yang telah Anda lakukan
Semoga dengan itu semua menjadi lebih terang
langkah menjadi lebih ringan dan penuh optimisme.
demi mewujudkan Indonesia yang Hebat.

Semoga Bapak sempat membaca tulisan ini,

3 komentar: