Rabu, 11 Mei 2011

susahnya menghancurkan Indonesia...

saya terus terang kagum dengan Indonesia.

hmm? aneh ya?
di sisi lain mereka banyak yang pesimis,
justru saya kagum dan semakin bangga dengan Indonesia.

wkwkw...
maklum, orang gila.

jadi begini saudara-saudara...

saya habis merenung, biasa lah...
kerjaan kalo sore hari...

habis merenung koq rasanya Indonesia ga selesai-selesai dirundung masalah...
dari dulu ada tsunami,
trus ada masalah klaim budaya dari malaysia,
terorisme,
eh sekarang NII.

apa iya... sebegitu ruwetnya negara ini...
halah...
sempet-sempetnya mikir negara.
hahaha.....

namanya merenung mah terserah kan?
mo merenung saru, mo merenung bermutu suka-suka gue..
wkwkw....

tiba2 saya teringat pepatah yg mengatakan,
"semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang juga anginnya."

tapi Indonesia emangnya udah tumbuh tinggi?
wkwkwkw....

eits,....
mungkin sebagian orang menganggap Indonesia jadi tunas aja enggak, apalagi tumbuh...
tapi bagi saya,
indonesia sudah tumbuh tinggi,
bahkan sekarang itu sedang tinggi-tingginya...
makanya banyak yang ga suka,
jadi dikasih angin yg kenceng banget.

nah, kenapa saya bisa bilang Indonesia sedang tumbuh tinggi,


pic source: mymoen.files.wordpress.com
pertama, tsunami.
beuh... mengerikan.
saya ngeri dengan solidaritas rakyat Indonesia saat bencana tsunami terjadi.
Tsunaminya emang ngeri c,
tapi lebih ngeri lagi semangat kesatuan rakyat Indonesia waktu itu.
bencana yang luar biasa dahsyatnya itu,
logikanya, kalau Indonesia negeri yang lemah,
bakalan rakyatnya lebih memilih bertahan dirumah untuk mengamankan harta bendanya,
menyipkan diri siapa tau akan terjadi bencana yang sama di tempatnya berada.
ternyata, salah.
Bangsa Indonesia bangsa yang kuat.
bahkan ada yang rela menjadi relawan seketika bencana terjadi.
tanpa memperhitungkan perbelakan,
pokoknya langsung ndaftar jadi relawan.
semua turun ke jalan melakukan aksi solidaritas.
menggalang dana untuk Aceh yang ketika itu luluh lantah diterjang ombak raksasa.
begitu kompaknya dan banyaknya relawan dalam negeri,
sampai-sampai bantuan relawan luar negeri dibatasi dan bahkan ada yang dipulangkan lebih cepat.
Indonesia lemah?
ternyata salah.

kalau bencana itu "dibuat" oleh manusia dengan maksud melemahkan Indonesia,
maaf, Anda gagal. :)


pic source: syalifa.com
kedua,
klaim budaya malaysia.

ya, dari dulu dia memang tetangga yang kurang ramah.
dulu, waktu kepala rumah tangganya Indonesia adalah Bung Karno,
kalang kabut tuh si tetangga.
sekarang, saat kepala rumah tangganya Indonesia bukan Bung Karno,
mulai berani kurang ajar lagi dia.
dia asal klaim aja budaya dari Indonesia.

saya ambil data dari http://budaya-indonesia.org/iaci/Data_Klaim_Negara_Lain_Atas_Budaya_Indonesia
ternyata ada beberapa budaya yang udah diklaim malaysia
Dan berikut ini daftarnya :
1. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
2. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
5. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
6. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
7. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
8. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
9. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
10. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
15. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
16. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
18. Kain Ulos oleh Malaysia
19. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
20. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
21. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia 

mungkin mereka ingin memperkaya budaya mereka yang minim itu,
atau mereka ingin mengurangi dan melemahkan kebudayaan Indonesia.
kalau yang benar adalah pernyataan yang kedua,
berarti dia keliru...
bukannya melemah,
kebudayaan Indonesia justru menguat.
rakyat Indonesia justru semakin cinta dengan budayanya,
peduli dan bangga terhadap kearifan lokal.
pengrajin batik kembali mampu mengendurkan ikat pinggang,
penari tradisional kembali dapat panggilan manggung,
wah pokoknya Indonesia hebat deh.
yang niatnya menghancurkan selalu keok dengan kehebatan respon rakyat Indonesia.


pict source: www.eramuslim.com
yang ketiga terorisme,
ini yang jelas banget.
tujuannya tidak lain tidak bukan adalah membuat rakyat Indonesia takut.
eh nyatanya menggema gerakan KAMI TIDAK TAKUT.
muncul semangat #IndonesiaUnite.
hahaha... teroris keok...

niatnya mau bikin nama baik Indonesia hancur?
beuh... salah....
dulu wisatawan taunya cuma Bali.
sekarang, justru karena ada terorisme,
mereka tau kalo Bali itu bagian dari Indonesia.
Indonesia malah jadi terkenal.
awalnya memang karena terorisme,
tapi sekarang mereka sudah tau,
mengapa ada pihak-pihak yang iri dengan Indonesia.

pict source: www.i-berita.com
nah, yang terakhir NII,
entah apa maksudnya masalah ini muncul ke permukaan.
apa mungkin Negera yang mayoritaas muslim ini,
pengen dipecah belah supaya muslimnya hancur lebur ya?
kalo itu niatnya,
wah salah besar kang...
wkwkw...

justru dengan adanya NII,
oran tua makin perhatian sama anaknya.
orang tua makin giat belajar agama,
soalnya mereka takut menyerahkan anaknya ke guru ngaji.
takut di cuci otaknya.
wkwkw...

bukannya melemahkan malah jadinya muslimnya makin taat.
ya orang tua, ya anaknya semua jadi kembali baca buku-buku agama.

bagi yang pengen menghancurkan umat muslim di Indonesia,
maaf aje ye... kelaut aja sono...
daripada kalahnya makin telak..
wkwkw....

ya itu sedikit hasil perenungan saya tadi,
eh tapi ada satu poin lagi yang pengen saya sampaikan.

yang tadi itu, saya berpikiran bahwa mungkin ada pihak-pihak tertentu yang ingin menghancurkan Indonesia
dengan berbagai macam cara yang tadi sudah saya sebutkan satu persatu,

tapi mungkin saja,
sebetulnya dibalik peristiwa itu
ada pihak-pihak yang menginginkan Indonesia yang lebih maju.
tapi cara memajukannya bukan dengan mendorong dari belakang,
tapi memancing dari depan.

ibaratnya,
anak sekolah kalo disuruh maju ke depan kelas kan malu-malu tuh,
kalo temennya bilang "ayo maju, kamu pasti bisa!"
palingan tanggapannya dingin.
tapi coba kalo temennya bilang "ah banci lo! gitu aja takut. cemen. gua bilangin ke Sartiyem lho!"
coba, mesti langsung maju. hahaha...

ya, mungkin Indonesia sedang dididik dengan cara-cara yang keras.
soalnya cara halus belum mempan buat Bangsa Indonesia.
yah, maklum,
bangsa pelaut, digoyang ombak kecil-kecil mah ga terasa.
harusnya dikasih hujan badai, ombak yang tinggi baru mudeng.
hahaha....

i love Indonesia.
ga ada yang keliru,
semua sudah pada jalur yang bener.
toh Allah sudah meridhoi semua ini terjadi di Indonesia.
apalagi tujuan Tuhan memberi ini semua,
kecuali untuk kebaikan Indonesia sendiri.
ya ga pren? hehehe

susahnya menghancurkan Indonesia...
hahaha.....

5 komentar:

  1. kereeen...

    mantap dah... membuka cara pikir beda.... saluuut...

    BalasHapus
  2. kalau meliahat segala sesuatu masalah dari segi positif memang indah...

    I love Indonesia

    BalasHapus
  3. I LIKE THIS =)

    BalasHapus
  4. bukan hanya dari segi positif...tapi inilah realita nya...


    ternyata di indonesia masih tersimpan bbrp manusia yang masih bs di andalkan...^_^

    BalasHapus
  5. Cara memandang situasi yang unik Tom.
    semoga ente bisa jadi birokrat (kalau beneran jadi birokrat) yang baik di masa yang akan datang, hehehe....
    Hanya saja ada beberapa sudut pandang lain. Yang saya rasakan di angkatan jurusan tempat saya kuliah, semakin sedikit mahasiswa yang peduli dengan masyarakat dan masih sedikit mahasiswa yang mau berfikir untuk kebaikan bangsa dan umat ini di masa datang. Virus hedonisme (saya pikir sengaja dibuat sistematis) dengan bantuan media massa setidaknya telah berhasil membuat opini sebagian masyarakat ke arah materialisme dan hedonisme. Angkatan jurusan saya mungkin tidak mewakili realita bangsa ini, namun itulah fakta yang saya dapati.

    Bukan berarti saya mengajak kita pesimis, namun inilah realitanya. Nilai-nilai kebersamaan bangsa ini masih kental tentunya seperti yang mas Tom paparkan, tinggal diarahkan saja. Nuhun....

    BalasHapus