terus berusaha membakar keingintahuan dan meliarkan ide-ide tentang ke-Indonesia-an buat lucu-lucuan aja. karena hidup hanyalah permainan, mari bermain dengan penuh bahagia.
Sabtu, 14 Mei 2011
tidak semua guru berhak mengajar
sepintas mungkin Anda mengira,
saya akan membahas tentang keterbatasan kompetensi guru,
yang menyebabkan guru tersebut dianggap tidak berhak mengajar.
tapi saya di sini bukan ingin menyoroti hal itu.
yang ingin saya bahas di sini adalah,
bukan dilihat dari sisi gurunya,
tapi di lihat dari sisi siapa yang diajarnya.
jika selama ini kita mengira hak dan wewenang mengajar itu adalah hal yang satu,
dimana guru merupakan pihak yang punya wewenang mengajar,
dan otomatis memiliki hak untuk mengajar,
ternyata anggapan itu keliru.
memang guru memiliki wewenang untuk mengajar.
tapi belum tentu guru tersebut memiliki hak untuk mengajar.
sebagai contoh pembeda antara hak dan wewenang,
guru yang hanya menggunakan wewenangnya dalam mengajar,
akan ada siswa yang secara ikhlas menerima pelajarannya,
ada pula siswa yang tidak ikhlas menerima pelajarannya.
pada akhirnya, ada siswa yang tidur di kelas atau malah membuat onar di kelas.
mungkin anda pernah menemukan siswa yang secara umum memiliki nilai yang baik,
tapi pada salah satu mata pelajaran, dia mendapatkan nilai yang buruk.
ya, hanya pada mata pelajaran itu.
bisa jadi, hal itu disebabkan karena anak tersebut tidak memberikan hak kepada gurunya
untuk memberikan pelajaran kepadanya.
saya punya pengalaman pribadi,
terjadi saat saya menempuh perkuliahan di salah satu PTK.
saya secara umum tidak memiliki masalah pada semua mata kuliah semester tersebut.
kecuali satu.
saya punya masalah dengan mata kuliah yang memang sebagian besar siswa menganggap
mata kuliah itu adalah yang paling sulit dalam semester tersebut.
tapi yang sebetulnya terjadi dalam diri saya,
saya merasa kesulitan dalam menerima pelajaran tersebut,
bukanlah karena pelajarannya yang sulit.
tapi karena saya merasa tidak senang dengan dosennya.
bukan karena pribadinya yang tidak menyenangkan,
tapi karena metode pembelajarannya seolah-olah kuliah hanya untuk menyelesaikan soal ujian.
yang selalu diajarkan adalah bagaimana cara menyelesaikan soal-soal.
padahal saya merasa lebih senang jika saya diajari substansi dari meteri tersebut.
sebetulnya pelajaran itu membahas apa, ilmunya seperti apa, dan bagaimana penerapannya.
bukan hanya menyelesaikan soal-soal.
rasa ketidakikhlasan saya untuk menerima pelajaran itu,
membuat setiap perkuliahan terasa membosankan.
dosen berwenang mengajar saya,
dan saya wajib mendengarkan.
tapi saya tidak memberikan hak kepadanya untuk mengajari saya,
sehingga saya merasa tidak wajib untuk memahami pelajarannya.
akibatnya, saya termasuk peringkat 4 terbawah dalam mata kuliah tersebut.
peringkat saya dibawah teman yang biasanya selalu peringkat terbawah.
(tolong jangan dicontoh)
di lain pihak,
jika guru menggunakan wewenang dan haknya dalam mengajar,
maka semua siswa akan mendengarkan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. (halah, jadi proklamasi :hammer:)
ya, karena siswanya menyerahkan hak pengajarannya kepada guru tersebut,
maka dengan ikhlas siswa akan mendengarkan dan mematuhi guru tersebut.
bedasarkan pengalaman pribadi (lagi),
pada semester yang sama,
saya mendapatkan dosen yang kata teman-teman bilang, orangnya aneh.
ya, pada awalnya memang saya pun melihatnya aneh.
dalam berbicara kurang jelas artikulasinya,
kalau menerangkan suka mbelok kesana kesini.
tapi setelah saya perhatikan lagi,
sebetulnya dia sangat memahami apa yang sedang diajarkannya,
hanya penyampaiannya saja yang kurang baik.
dan sikapnya yang tepat waktu dan tegas terhadap jadwal (tidak menerima nego libur)
membuat saya cukup kagum dengan cara mendidiknya.
sikapnya membuat saya menyerahkan hak pengajaran kepada dosen itu,
saya merasa cukup senang dengan materinya walaupun sangat sulit,
tapi penyerahan hak itu membuat saya rela membaca sendiri buku-buku mata kuliahnya.
hasilnya, nilai pertama saya dalam mata kuliah itu,
termasuk golongan tertinggi di kelas.
sampai sini, saya yakin anda sudah bisa membedakan
apa itu hak mengajar dan wewenang mengajar.
masalahnya sekarang adalah,
guru yang ada di sekolah memang memiliki wewenang untuk mengajar.
tapi bagaimana caranya agar semua guru memiliki hak untuk mengajar?
ORANG TUA
pada dasarnya, setiap anak memberikan hak pengajaran utamanya adalah kepada orang tuanya sendiri.
begitu mudahnya seorang anak meniru tingkah laku orang tuanya,
meniru ucapan dan pola pikir orang tuanya.
maka, sebetulnya sangat disayangkan jika orang tua
justru memmberikan hak pengajarannya kepada guru-guru disekolah.
sekolah beserta guru-gurunya dibuat karena keterbatasan kompetensi orang tua yang untuk mendidik anak.
analoginya mungkin bisa disamakan dengan,
tukang cukur ada, karena keterbatasan kompetensi orang tua untuk menata rambut anaknya.
tukang jahit ada, karena keterbatasan kompetensi orang tua untuk menata busana anaknya.
ketika ada orang tua yang memiliki kompetensi yang cukup untuk menata busana anaknya,
maka dia tak perlu lagi tukang jahit.
begitu juga tukang cukur. jika orang tua memiliki kompetensi yang cukup
untuk menata rambut anaknya, maka dia tak butuh lagi tukang cukur.
sama saja ketika orang tua memiliki kompetensi yang cukup untuk menata sikap dan pola pikir anaknya,
sebetulnya dia tak butuh banyak guru untuk anaknya.
tapi karena tuntutan zaman, memang tak mungkin orang tua mendidik anaknya tanpa bantuan guru.
tapi yang perlu diingat,
keluarga adalah wadah pendidikan anak yang utama, baik itu sebelum maupun sesudah munculnya sekolah.
sebagai guru di sekolah,
cara terbaik untuk mendapatkan hak pengajaran dari anak adalah
menempatkan diri layaknya orang tua siswa.
cara mengajarnya dengan penuh kasih sayang, bukan kasih uang.
dengan cinta, bukan minta.
dan dengan keteladanan, bukan dengan perintah semata.
dengan memasuki kehidupan siswa,
dengan memahami cara yang belajar yang disenangi siswa,
dengan meyakinkan bahwa sebagai guru, aku bisa membuatmu makin hebat.
sulit memang, tapi nyatanya ada yang berhasil melakukannya.
bacalah buku SEKOLAHNYA MANUSIA yang ditulis oleh Munif Chatib.
dan kalau kita sudah mampu mengambil hati siswa,
meyakinkan bahwa kita memahami mereka dan menginginkan mereka menjadi lebih baik,
walaupun kita tak memiliki kompetensi yang terlalu baik,
mereka akan menyerahkan hak pengajaran sepenuhnya kepada kita.
mereka secara tulus ikhlas akan menyerahkan dirinya untuk dibimbing oleh kita.
hal itu sudah saya buktikan dengan beberapa tulisan saya di kaskus.
SEBAGAI SISWA
bagi kita yang berposisi sebagai siswa,
satu-satunya cara adalah ikhlas menerima bahwa guru kita lebih baik dari kita.
apapun yang dilakukannya adalah untuk kebaikan kita.
yakinlah, Allah menurunkan ilmunya melalui perantara guru-guru kita.
sikap kita yang menahan hak pengajaran kepada guru kita,
hanya akan menghasilkan kerugian bagi diri sendiri.
kalau apa yang didapat dari guru tersebut masih kurang,
carilah guru lain yang kita sepenuhnya rela memberikan hak kepadanya untuk mengajari kita.
SEBAGAI PRIBADI
jika kita melihat diri sendiri secara pribadi,
tak jarang kita tak memberikan hak pengajaran diri ini kepada hati kita sendiri.
kita tahu, bahwa hati kecil kita adalah suara Tuhan yang turun langsung kepada kita.
Dia selalu memberikan bisikan-bisikan baik, dan hanya satu kali.
kita tahu bahwa itu baik,
tapi kita tak memberikan hak pengajaran kepada hati kecil itu.
akibatnya kita sering terlena dengan bisikan setan yang selalu menjurus kepada keburukan.
dan terulang berkali-kali.
kita justru ikhlas menyerahkan hak pengajaran pribadi kita kepada setan
yang selalu menawarkan hal-hal yang menggiurkan namun sebetulnya merugikan.
maka, sebagai pribadi,
mulai saat ini,
marilah kita serahkan hak pengajaran atas diri kita ini,
kepada hati kecil kita masing-masing.
kita ikhlaskan diri ini diajari langsung oleh Tuhan.
dengarkan lalu terapkan.
Insyaallah, jika kita serius dalam berniat,
serius dalam berusaha,
serius untuk ikhlas,
kita akan jadi pribadi yang secara nyata diajari langsung oleh Tuhan.
kalau Allah sudah turun tangan mengajari kita,
lalu mau mencari guru yang seperti apa lagi?
_semoga bermanfaat.
sumber gambar: jobmedan.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar