Jumat, 10 Juni 2011

biasa menjilat, hormat bendera dianggap syirik

setelah mendengar ada sekolah berbasis agama yg mengharamkan hormat bendera, melakukan upacara dan membacakan pancasila...
rasanya geli mendengarnya..
belajar agama di gua mana c?
wkwkw....
kan sudah ada pendapat sah MUI bahwa upacara itu tidak haram,
masih ngeyel... jan...

sejujurnya, upacara bagiku adalah sebuah ritual yang selalu membuatku mengharu biru.
jiah... lebay... wkwkw..

eh beneran lho...
tiap kali aku mempersiapkan upacara bersama teman-teman OSIS dan Paskibra,
aku merasa seperti seorang pahlawan yang sedang mempersiapkan upacara perayaan kemenangan perang.
entahlah, mungkin aku yang overconfidence
atau memang sebetulnya makna dibalik upacara bendera
adalah sebuah perayaan kemerdekaan yg diraih atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.

jika saya sudah siap dalam posisi,
entah itu posisi sebagai Pinup, Pinbar, masuk dalam barisan, atau menjadi petugas PKS di belakang barisan,
rasanya saya berada dalam kumpulan para pejoang.
pejoang kemerdekaan yang berhasil menumpas penjajah minggu malam tadi.
aneh ya... mungkin saya terlalu menghayati... haha

ketika protokol membacakan "pengibaran sang merah putih"
beuh.... mrinding bulu anuku...
bulu yang di leher, di sepanjang lengan (kecuali di kelek),
berdiri tegap seperti tegapnya langkah para pengibar bendera.
rasa-rasanya ya...
yg mereka bawa itu adalah harga diriku.
harga diriku sebagai bangsa yang akan dikerek menjulang tinggi ke atas langit.

saya membayangkan dulu pemuda surabaya, di hotel yamato tepatnya,
begitu sulit dan mengerikan untuk mengibarkan bendera merah putih,
kini di depan mataku, teman-temanku, dengan gagah, tenang dan mantapnya
membawa bendera merah putih untuk dikibarkan dengan tegas tanpa ada rasa was-was sedikitpun.
luar biasa..... kami hebat karena mampu mengibarkan merah putih seperti yang mereka inginkan dahulu.


tarikan demi tarikan, diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, Sang Merah Putih naik ke atas langit,
sembari hormat, aku sering kali agak mrebes mili (jujur lho, bukan lebay)
aku membayangkan, betapa banyak jiwa yang melayang karena
mereka ingin melakukan apa yg kami lakukan sekarang,
betapa banyak harta yang terampas demi seremonial yang khidmat
seperti yang selalu kami lakukan setiap hari senin.

mungkin karena aku berasal dari keluarga militer,
jadi aku tahu persis seperti apa kehidupan keluarga militer, atau jaman dulu disebut pejoeang.
waktu aku berumur hampir dua tahun, saat adikku sedang berada dalam kandungan,
bapakku mendapat mandat untuk bertugas ke timor timur
untuk menjaga kedaulatan RI dari para bajingan separatis itu.
istri yang mengandung dan seorang anak laki-laki kecil yang imut, lucu, ganteng (agak narsis dikit ya..)
ditinggalkan begitu saja,
"ini demi negara sayang", begitu kira2 kata-kata terakhir bapakku kepada ibuku sesaat sebelum pasukan berangkat.
jam 2 malam, pasukan berangkat.
para istri prajurit berdiri ditengah lapang yang dingin,
menahan senyum yang jelas dipaksakan,
sembari berdoa semoga suami mereka dapat pulang dengan lengkap dan selamat.



"TEGAAAAKKK GRRRAAAKKKKKK!!!!", teriakku.
kini aku berhadapan lagi dengan pembina upacara
dengan sedikit melupakan bayang-bayangku akan perjuangan hebat para pejuang.

selanjutnya mengheningkan cipta.
lagi2 bayang2 itu datang lagi,
kali ini aku sembari berdoa kepada mereka yang telah gugur.
doanya gini nih.... aku masih ingat.

"khususon lila ruhi para pahlawan yg telah mendahului saya lillahi ta'ala, al fatihah...(baca fatihah)
ya Allah, berikanlah mereka tempat sebaik-baiknya di sisi-Mu sesuai amal perbuatan mereka.
ya Allah, berikanlah kekuatan bagi hamba untuk melanjutkan perjuangan mereka,
jadikanlah diri ini berarti bagi keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan agamaku. Amin.."
biasanya waktunya pas banget dengan berakhirnya lagu Syukur karangan H. Mutahar.

habis itu, pembacaan teks pembukaan undang-undang dasar 45 dan pancasila.
ga tau kenapa, koq seringnya kalo pas acara dua ini,
aku ga ada perasaan apa-apa,
hanya mencoba melatih ingatan saja.
soalnya pelajaran ppkn waktu itu suruh ngapalin paragraf pembukaan UUD 45.
dan kadang-kadang aku masih keliru antara Pancasila dan Dasadharma Pramuka.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
hahahaha......


habis itu amanat pembina upacara,
saatnya goyang-goyang kaki dan tangan... udah mulai pegel...wkwkw...
habis itu berdoa, trus kelar deh....

jadi, saya heran,
heran sekali kalau hormat bendera dianggap syirik.
seingat saya, tadi saya hormat. tapi kan saya tidak meminta apapun dari bendera?
bukankah syirik itu meminta kepada selain Allah?

minta apa saya dari bendera??
bendera mah, jalan aja kudu dibawain,
mau berdiri aja harus diiketin di tali,
mau naik juga kudu dikerek.

so, ngapain juga minta ke bendera?
hormat bendera ya hormat aja kali...

kecuali selama ini dia hormat kepada seseorang,
dengan tujuan untuk berserah diri dan meminta sesuatu dari  yang dihormati ya...
silahkan aja hormat bendera dibilang syirik...
hahaha.....
dunia memang penuh lawakan... wkwkw



sumber gambar:

http://www.kab-karimun.go.id/images/dinas/foto_kegiatan/12762upacara.jpg
http://alvitoo.files.wordpress.com/2011/05/incident.jpg
http://adiewicaksono.files.wordpress.com/2009/03/marinir1.jpg
http://farm6.static.flickr.com/5269/5693422929_58ed56ddc2.jpg

4 komentar:

  1. buset....parah banget skulah ngasih ajaran kaya gitu....:\

    BalasHapus
  2. kadang ungkapannya sama tetapi kadar dan hakikatnya beda .. sama sama kata "CINTA" tetapi tentu sangat lain perlakuannya antara cinta kepada Tuhan, cinta kepada orang tua, cinta kepada pacar, cinta kepada adik ... gw gak tau gimana cara menggambarkannya .. tetapi dihati kita sendiri pasti bisa untuk membedakannya

    BalasHapus
  3. saya sejak masuk paskibra dulu di SMA, entah kenapa jadi sering 'mbrebes mili' jg kalo ada upacara2 gitu.. perasaan ane kurang lebih mirip sama yg digambarkan mas d atas :)

    pikiran mereka aja yang sempit.. sudah persepsinya salah, parahnya diterapkan..
    ga habis pikir sy -_-

    BalasHapus
  4. KLAU HORMAT BENDERA DIANGGAP SIRIK, KALAU MENCIUP AL QURAN CIPTAAN MUHAMMAD,
    DURHAKA KEPADA SETAN.

    BalasHapus