sebetulnya bukankah rakyat indonesia dahulu
dikenal sebagai rakyat yang cinta gotong royong?
selalu bekerjasama dalam setiap pekerjaan
walau tanpa ada imbalan.
ya, kultur seperti ini masih ada memang.
tapi semakin lama semakin menghilang.
karena uang, semua mewakilkan dirinya dengan uang.
ga usah ikut ronda, bayar aja siapa yg ada waktu.
ga usah ikut arisan, titip aja.
ga usah ikut mbangun, nyumbang aja.
karena uang, terjadi perubahan gaya hidup
pengaruh gaya hidup orang kaya yang kampungan,
menganggap semakin mahal apa yang dipakai
berarti semakin mahal pula harga dirinya.
padahal, jika dengan barang mahal dia baru bisa percaya diri,
artinya dirinya tanpa apa-apa adalah pribadi murahan.
kalau memang benar orang kaya,
tanpa apapun yang dipakai
akan tetap mahal, karena memang pribadinya yang mahal.
karena uang,
terjadi urbanisasi dan tki-nisasi besar-besaran setiap tahunnya,
semakin banyak yang meninggalkan desa,
meninggalkan kultur gotong royong.
padahal dulu, ketika kita tak begitu mengenal uang,
toh indonesia bisa makmur sentosa.
karena sebetulnya uang hanya alat untuk mempermudah pertukaran manfaat,
ketika kita bisa bertukar manfaat tanpa uang,
mengapa tidak?
buktinya dulu, atau sekarangpun di desa-desa terpencil, barter pun bisa dilakukan.
gotong royong lah yg membuat indonesia bisa kembali makmur,
tidak ada kesenjangan sosial yang begitu mencolok.
semangat gotong royong adalah semangat membela kesejahteraan bersama.
tapi sekarang, jaman sudah beda.
tak lagi jaman barter, lalu apa yg bisa kita lakukan?
tetaplah gotong royong, tetaplah membela kesejahteraan bersama.
caranya?
pakailah produk lokal.
ah males, kualitasnya jelek.
ow ya? betulkah kualitas produk lokal lebih jelek dari produk luar?
kalau begitu, kita tak menghargai kualitas diri kita sendiri.
karena diri kita ini juga produk lokal toh?
kenapa harus beli produk lokal? apa untungnya buat saya?
untungnya buat anda, jika produk lokal berkembang,
maka akan banyak lapangan pekerjaan yang bisa tercipta.
manfaatnya, anda tak perlu lagi bingung mencari pekerjaan untuk anak anda nanti.
tak perlu bingung harus mendapat gelar setinggi apa supaya dapat pekerjaan,
karena banyak produk lokal yang berkembang,
lapangan pekerjaan terbuka lebar,
hingga mampu menyerap banyak tenaga kerja,
mungkin termasuk anak anda nanti.
lama donk efeknya?
hahaha... tuh kan, kebiasaan sukanya cepet-cepet ya? hayo ketahuan...wkwkw
sukanya koq yang instan..
mana ada perjuangan yang cepet buat hasil yang langgeng?
memang apa sih bedanya kalau saya beli produk lokal dengan produk luar?
kalau anda beli produk luar,
artinya ada uang yang keluar dari negara kita.
kalau anda beli produk lokal,
artinya semua uang yg dikeluarkan anda
berputar di negeri sendiri.
berputar di saudara-saudara kita sendiri.
memakmurkan saudara kita sendiri.
hmmm...
atau...
mungkin yang sebenernya terjadi...
(semoga tidak benar-benar terjadi)
kita sudah lupa dengan gotong royong.
prinsip kita sekarang bukan gotong royong tapi gedong magrong (jawa: gedung mewah).
kita sekarang lebih mengingkan meninggikan rumah dia antara tetangga,
menjadikan paling mewah dan tidak ingin tetangga menyaingi.
ga mau saudara sendiri lebih kaya daripada kita.
ga mau temen sendiri dagangannya lebih laris daripada kita.
lebih baik mengayakan orang luar negeri
daripada mengayakan saudara sendiri,
saudara sebangsa setanah air.
wkwkwkw....
yap, iri dengki telah mengalahkan prisip gotong royong.
saya yakin, jika kita semakin banyak yang menyadari kembali
prinsip gotong royong,
dari kita, oleh kita, untuk kita
produk lokal akan berjaya,
akan semakin banyak lapangan pekerjaan terbuka,
semakin banyak bos-bos bukan semakin banyak buruh pabrik perusahaan asing.
akan semakin tenang anak sekolah karena mudah mengakses pekerjaan di masa depan,
dan ini tak akan mungkin tercipta tanpa kerjasama
antara pembeli dan penjual.
mari kembalikan prinsip gotong royong dalam perekonomian Indonesia,
kembalikan ekonomi Pancasila Indonesia.
pembeli mau, penjual mampu,
Insyaallah, Indonesia pasti jaya.
tak cukup dengan CINTA produk Indonesia,
tapi juga harus PAKAI produk Indonesia.
sumber gambar: thegusdurians.blogspot.com
mantap tom
BalasHapus