saya selalu ingat teman yg bernama Muh. Asdig Fanani.
itu nama lengkapnya (sesuai akte kelahiran)
dia yg pertama kali mengajak aku ikut kegiatan pramuka di SMP.
ya sebetulnya waktu SD juga saya pernah ikut kegiatan pramuka,
waktu masih di Andir Kidul I Ujung berung.
tapi kegiatannya masih sekadar nyanyi dan tepuk saja.
sejak SMP lah saya mengenal Pramuka yg betul2 muantap.
hahaha...
kenapa mantap?
karena banyak pengalaman unik yg aku dapatkan dari Pramuka ini.
dari pramuka saya belajar,
bagaimana caranya belajar sambil melakukan,
hampir tidak ada materi pramuka yang abstrak dan tidak bisa dilakukan langsung.
setiap kali ada materi, kami langsung mempraktekkan.
dari materi siaga, seperti tentang cara ibadah, cara menabung, cara menghormati dan memberi salam,
materi penggalang, seperti tali temali, semaphore, morse, p3k, pemetaan, penaksiran, baris-berbaris, akting,
materi penegak, seperti struktur organisasi, administrasi, pengembangan kepribadian,
semua bisa langsung dipraktekkan.
ternyata eh ternyata,
mengapa sampai sekarang saya masih ingat tentang materi-materi itu,
mungkin karena cara belajar sambil melakukan itulah yg membuat otakku menyerap dengan optimal.
seperti dalam video ini, ternyata otak kita bekerja optimal justru ketika tubuh ini bergerak aktif.
bukan ketika kita duduk pasif dan mendengarkan.
dari Pramuka saya belajar banyak tentang inisiatif,
karena sering kali yg namanya kegiatan pramuka itu selalu dadakan.
hahaha...
ya memang satu sisi itu sebuah kekurangan, karena dadakan itu pasti perencanaannya kurang matang.
tapi di sisi lain, dadakan itu membuat kami terbiasa berinisiatif dan bertanggung jawab atas inisiatif kita.
tiba2 ngisi renungan malam buat adek kelas,
tiba2 ngisi acara di api unggun,
tiba2 jalur penjelajahan sawahnya rusak dan petaninya marah2.
tiba2 ada anak pingsan di tengah jalan,
tiba2 malem2 ada preman mabok dateng ndeketin camp,
tiba2 tengah malem pengen boker tapi wcnya jauh banget,
tiba2 lagi boker ada yg marah2 katanya ga boleh boker di situ,
tiba2 ada yg kesurupan,
tiba2 bajunya basah semua dan ga ada persediaan,
tiba2 tali tas ransel putus,
tiba2 suruh nglawak, suruh nyanyi, mimpin doa, adzan,
wew... ampun dah...
kalo lagi nglakuin c deg2an banget, kringet dingin,
apalagi kalo dah masalah pengen buang hajat.
ah males banget dah.
tapi ternyata semua yg serba tiba2 berguna banget dalam kehidupan nyata.
dari pramuka juga saya belajar yg namanya kebersamaan tim.
kami selalu bekerja dalam kelompok.
walaupun setiap orang harus mengetahui setiap materi,
tapi setiap orang selalu punya spesialisasinya.
ini kami lakukan sejak siaga,
sejak kecil dilatih bekerja secara tim,
dan ternyata nanti ketika bekerja pun,
kita akan bekerja secara tim.
luar biasa kan pramuka?
sejak kecil dilatih untuk menghadapi model kehidupan di masa depan.
ini baru namanya pendidikan. hahaha..
wah masih banyak lagi deh cerita tentang pramuka,
masalah percintaan, wah jangan tanya... hahaha
masalah per-demit-an saja pernah kok. wkwkw
wes, pokoknya asik deh pramukaan.
buat yg masih bisa pramukaan,
silakan dinikmati pendidikannya ya.
suatu saat kalian akan merindukan model pendidikan kehidupan seperti itu.
untuk yg sudah tidak memungkinkan lagi mengikuti kegiatan pramuka,
ingat, pramuka bukan untuk organisasi pramuka.
tapi pramuka adalah untuk diri kita dan bangsa.
siapapun kita,
kita bisa menjadi pramuka yang setia kepada Trisatya dan Dasadharma.
TRI SATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjalankan Pancasila.
- Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
- Menepati Dasa Darma.
Pramuka itu :
- takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
- cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
- patriot yang sopan dan kesatria
- patuh dan suka bermusyawarah
- rela menolong dan tabah
- rajin, trampil dan gembira
- hemat, cermat dan bersahaja
- disiplin, berani dan setia
- bertanggungjawab dan dapat dipercaya
- suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
kalau boleh saya analogikan,
trisatya, ibarat janji setelah syahadat.
dan dasadharma, ibarat tuntunan akhlak setelah Al-Qur'an dan Al-Hadist
so, pramuka ga harus yg berseragam coklat2,
kita juga masih pramuka selama trisatya dan dasadharma kita amalkan.
selamat hari pramuka ke 50!
jayalah selalu Indonesia!
share pengalamanmu juga ya! :D
Pengalamanmu di atas banyak yang juga pengalamanku. Oya, kalau dipikir-pikir, kita memang cukup, lumayan, dan sangat banyak menghabiskan waktu bersama di pramuka. Hahaha..
BalasHapusJujur, manfaat-manfaat, kelebihan, dan kehebatan pramuka tidak secara langsung bisa kurasakan ketika aku benar-benar melakukannya. Tapi sekarang, setelah membaca tulisanmu, mengingat-ingat pramuka dan aku, baru aku merasa sedih telah berpisah cukup lama dengan pramuka.
Pengalamanku:
Aku pun cukup akrab dengan pramuka karena sudah cukup aktif sejak SD. Aku ingat betul waktu kelas empat SD aku menjadi wakil barung Hijau di siaga SD N 2 Rempoah. Meski tidak begitu tenar dan berprestasi, beberapa event tingkat kecamatan pernah aku ikuti. Subhanalloh, aku baru ingat, dulu spesialisku di barung Hijau adalah menggambar panorama (apakah 'kebisaanku' menggambar sudah terlihat sejak kecil, aku sendiri kurang ingat). Tidak banyak yang bisa aku ceritakan meski ingatan-ingatan tentang pramuka SD menari-nari di kepalaku. Toh, sebentar lagi kita akan memasuki momen-momen yang luar biasa.
Menginjak SMP, regu pertamaku adalah Scorpio (aku sudah lupa personilnya siapa saja karena regunya sendiri terbentuk tiba-tiba di awal-awal kegiatan pramuka SMP). Tapi regu yang tidak akan pernah aku lupakan personilnya, perjalanannya, petualangannya, serta berbagai lika-liku yang ada di dalamnya adalah Elang Omnivora (baru kali ini aku merasa nama ini sungguh keren =P). Berawal dari regu underdog dengan personil yang tidak begitu paham kepramukaan, hingga menjadi regu kebanggaan sekolah karena rentetan trofi yang senantiasa disumbangkan mengisi lemari kepala sekolah. Dari orang-per-seorangan yang sekadar teman satu sekolah (mungkin satu kelas), hingga menjadi semacam keluarga yang tahu hampir luar dalam satu sama lain dengan berbagai kecocokan, kemiripan, atau justru perbedaan setelah melewati berpuluh-puluh malam bersama, baik di sekolah atau di alam terbuka. Elang Omnivora dan Matahari Spadhe menjadi dua regu papan atas SMP N 8 Purwokerto. Dan benar katamu, berbagai peristiwa terjadi di antara kita. Petualangan, persahabatan, konflik, asmara, persekutuan (masih ingat PADE? :p Sampai sekarang aku masih sakit hati kalau ingat tentang hal tersebut. Hahaha..), mistis, skandal, religi, konspirasi (Aku masih ingat malam ketika aku mengikuti lomba tartil Qur'an di LT III, saat itu aku pulang ke tenda dengan wajah sumringah dan sedikit bangga karena juri terkesan dengan caraku membaca Al Qur'an. Aku pun memberitahumu-dengan percaya diri-bahwa perlombaan itu hampir bisa dipastikan kumenangkan. Keesokan harinya regu kita berada di jajaran atas papan nilai, dan kebahagiaan kita hanya antiklimaks karena pencabutan papan nilai dan pengumuman esok harinya yang menyatakan regu kita tidak memperoleh satu pun tempat). Begitu banyak yang telah terjadi bahkan di saat usia kita belum sampai 17 tahun. Aku sendiri terkejut saat mengingat-ingatnya. Hahaha..
BalasHapusSejujurnya, saking banyaknya yang telah kita lewati dan alami, aku merasa masa-masa pramuka di SMP telah mencapai puncaknya. Jadi wajarlah jika kepramukaan-ku di SMA berkurang, cukup drastis bahkan hampir menghilang. Bukan karena aku ingin meninggalkan Pramuka, karena toh aku sudah 'terjebak' dan tetap mengampu jabatan di Ambalan Pandhawa-Srikandi, tapi mungkin aku takut tidak ada yang lebih hebat di pramuka SMA. Mungkin aku salah, mungkin aku keliru. Karena yang aku tahu, kamu dan Asdig (terlebih Asdig) masih melewati begitu banyak momen istimewa di pramuka. Sebagian bersamaku, sebagian bersama orang lain dengan aku hanya hadir sesekali. Harus kuakui, aku yang meninggalkan kalian, mungkin untuk alasan pribadiku, yang sedikit kusesali tapi tidak akan berkepanjangan karena kehidupan SMA-ku tidak buruk-buruk amat :P. Tentang pramuka SMA, aku masih ingat beberapa adegan, meski tidak sejelas momen-momen pramuka SMP. Tentang keenggananku mengikuti beberapa kegiatan, namun dengan dorongan kalian akhirnya aku pun mengikutinya. Tentang hypothermia pertamaku karena pakaian dalam basah yang dua hari berturut-turut tak kuganti. Tentang kembalinya kita sebagai senior di SMP 8 dan menemanimu mengisi renungan (aku ingat kita sepakat untuk mengisi bersama, tapi aku justru hanyut dalam kata-katamu dan renungan berakhir dengan 'one man show' olehmu dengan aku sebagai pengisi efek suara nafas di microphon). Tentang lomba-lomba kita (aku, kamu dan Asdig, selalu Asdig jika kita bicara tentang Pramuka).
Tom, terima kasih atas tulisanmu yang telah menghidupkan ingatan tentang masa-masa kejayaan di saat masih remaja. Meski bukan prestasi pribadi, aku bangga pernah mengukir prestasi bersama kalian. Oya, setelah dibaca ulang, Tri Satya dan Dasa Dharma sungguh bukan hanya 13 butir hafalan kosong. Inti ajarannya sangat mulia sekaligus sederhana. Terima kasih.
(Kata Bu Handayani, kalau mau ngucapin selamat dengan baik dan benar sesuai EYD harusnya --> "Selamat Hari Pramuka yang ke-50" =P)
Salam Pramuka,
BalasHapusNama Pian Firman H, DKC Subang, ijin gabung..!
Wah pak tom, gue nembe mbaca tahun 2018, nice story.....
BalasHapus