terus berusaha membakar keingintahuan dan meliarkan ide-ide tentang ke-Indonesia-an buat lucu-lucuan aja. karena hidup hanyalah permainan, mari bermain dengan penuh bahagia.
Sabtu, 19 November 2011
skeptis atau kritis?
terinspirasi dari tulisan di firmadani.com
saya jadi berpikir, mungkin selama ini negeri ini banyak orang skeptis yang mengaku kritis,
tapi sedikit sekali yang benar-benar berpikir kritis.
banyak yang menolak himbauan penggunaan bbm non subsidi.
berpikir kritis untuk mencari pembenaran untuk tetap menggunakan bbm bersubsidi
tanpa dibarengi berpikir kritis untuk berperan aktif dalam membangun negeri.
kritis yang hanya untuk menolak himbauan, itu skeptis.
banyak yang menolak aturan menyalakan lampu motor siang hari, menggunakan spion standar,
lampu standar.
berpikir kritis untuk mencari pembenaran untuk tak melakukan aturan
dengan alasan penghematan, tak ada gunanya, tak ada masalah,
tanpa dibarengi berpikir kritis mengapa aturan itu dibuat dan apa manfaatnya.
kritis yang hanya untuk menolak aturan, itu juga skeptis.
kalau memang pengen berpikir kritis, coba cari solusi yang lebih baik...
kalau memang ga bisa, ya sudah bilang saja ga bisa.
ga kuat mikir, bisanya skeptis.
ngaku goblok aja kok susah.
yang gila aja berani ngaku kok. wkwkwkw
ya lumayan lah,
rakyat Indonesia sudah mulai pintar untuk berpikir walaupun masih sebatas skeptis, seperti saya,
jadinya tidak selalu mudah dibohongi dengan isu2 spiritus-mudah membakar.
tapi yang konsisten ya skeptisnya...
jangan cuma urusan duniawi aja yg skeptis, tiap ada aturan pemerintah langsung ditolak..
giliran urusan agama gampang banget digiring. males banget mikir, bahkan sekadar mikir kapan lebaran dateng. ntar aja ah, liat bulan.
hasilnya, di kawasan asia tenggara indonesia lebaran sendirian.
hahahaha....
jangan salahkan presiden kalau kebijakannya apatis dengan rakyat,
lha wong yang milih dia, rakyat, juga cuma bisa berpikir skeptis.
tunggu kalau rakyatnya mampu kritis, menjadikan dirinya bagian dari solusi.
baru nanti presidennya keren.
hehe
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
saya sangat setuju dengan tulisan ini.
BalasHapuskenapa selalu diprotes kalau BBm naik, kenapa kalau hanya ada polisi menggunakan sabuk pengaman, kenapa kalau ditilang selalu berfikir kalau polisi butuh uang?
BBM naik wajar,masih bisa jalan kaki dan menggunakan angkutan umum memang imbasnya ke harga-harga yang lain. jika kita memang manusia yang (katanya) diberi akal dan pikiran kita pasti bisa cari cara untuk mempertahankan hidup.
untuk urusan tilang menilang, sepertinya kita harus mulai jujur pada diri sendiri apakah kita memang sudah layak mengendarai kendaraan bermotor dijalan raya, atau kita hanya bermodalkan nekat dan SIM tembak?
sepertinya tujuan hidup di Indonesia ini adalah Prestis, harga diri dan mengagumi. saya memang skeptis tentang kapankan orang Indonesia mulai menghargai dirinya sendiri serta orang lain dan bangsanya. tapi saya yakin masih banyak orang "gila" seperti anda yang akan memberikan sumbangan pemikiran yang mungkin akan memberikan solusi untuk negara kita ini. tidak peduli didengar atau di abaikan. terima kasih untuk tulisannya dan maaf untuk komentar yang tidak penting sepanjang ini. salam