Sabtu, 17 Desember 2011

mari berjuang dengan bensin! (seperti sondang?)


kemarin saya baru saja terserang diare.
mungkin karena stres yang berlebihan
akibat kesimpangsiuran jadwal lulusan STA* 2011,
adanya psikotes yg berpeluang membuka ke"gila"anku selama ini,
sampai berita di tv yang super duper aneh.

ketika aku terbaring lemah,
pikiranku melayang-layang tak jelas.
biasanya, setiap ada berita yang hot selalu kutanggapi dengan tulisan.

ya, menulislah caraku untuk berperan serta dalam membangun masyarakat.
semoga sedikit banyak ada manfaatnya.
kalo ga ada yaudah. :nohope:

tapi ketika aku tak bisa melakukan apapun,
bahkan, saat itu, sekadar berpikir
dapat membuat d*b*rku
menyemburkan bubur kacang ijo tanpa permisi.

yah, mungkin otakku memang dekat2 situ
jadinya gampang bikin konslet sekitarnya.
wakakakaka


back to topic,
ketika aku tak bisa melakukan apapun,
ternyata sama saja.
sama ketika aku dapat menulis.

apa yg terjadi di tv, tetap terjadi, tetap dibahas berlarut2,
tetap di lebay2kan, dibuat sinetron, dan  didatangkan narasumber
mulai dari yang kompeten sampai yang impoten.

artinya,
mau nulis apa ga, buat berita di tv, buat negeri ini, sama saja.

apa berarti dengan itu saya menjadi tidak ingin menulis lagi?

ow tentu tidak, karena saya yakin masih ada pembaca setia tulisan2ku,
baik itu yang sembunyi2 maupun terang2an.
hahaha....
#GumedheRasa mode on.

lalu?

lalu, saya kamudian berpikir.

apa yang bisa saya (dan anda) lakukan untuk negeri ini secara nyata?

nyata manfaatnya,
bukan sekadar berkomentar pedas tentang tertangkapnya Nunun,
bukan sekadar prihatin atas yang terjadi di Mesuji,
atau sekadar mengucap bela sungkawa atas tewasnya Sondang.
apalagi cuma dari update status.
#ups


satu cara yang kita tahu.
negara ini butuh rakyat yang mau membantu mengurangi subsidi BBM.
saya yakin kita semua tahu.
tapi hanya sedikit dari kita yang mau melaksanakan.


sudahlah,
tak perlu menunggu kriteria "orang mampu" dari pemerintah
untuk berhenti menggunakan bensin bersubsidi.


Allah saja "tak mampu" menetapkan kriteria siapa saja "hamba yang mampu".
adakah ketentuan penghasilan minimal bagi jamaah haji?
ketentuan tipe hunian minimal bagi jamaah haji?
Tuhan saja tak punya kriteria untuk menjelaskan kata "mampu",
apalagi pemerintah? ha?

karena memang "mampu" itu sebuah spirit, bukan sebuah keadaan.


tak perlu lagi bertanya apa kriteria "orang mampu".
mungkin mereka yang selalu bertanya kriteria "orang mampu"
sebetulnya sedang berusaha untuk tidak masuk dalam kriteria tsbt.
alias berusaha jadi orang miskin.
wkwkw...
sorry kasar bro..


kita, rakyat biasa,
bisa berperan secara nyata dalam membangun negeri ini,
cukup dengan tidak membeli bensin bersubsidi.

dengan beli pertamax, kita tidak mengurangi hak dari orang2 miskin.
kita bukan koruptor yang suka mengambil sesuatu yg bukan haknya.
iya kan?


jika kamu mahasiswa,
semangatmu seperti sondang yang rela bakar diri di depan istana,
entah apa maksudnya,
cobalah jadi mahasiswa yang mampu.

mahasiswa yang mampu jualan boxer, jualan kaos, jualan pulsa,
ikutan lomba desain, ikut lomba bisnis,
ngajar bimbel, nulis buku,
atau apapun yang kamu lakukan
demi menghindari bensin bersubsidi.
demi beli pertamax.

jangan jadi mahasiswa yang gampang putus asa,
beli bensin, bakar diri.
atau jangan jadi mahasiswa yang banci,
motornya keren isinya premium.
atau jangan jadi mahasiswa yang tanggung,
gadgetnya BB, belinya premium.

perjuangan 3 tahun demi setia beli pertamax,
lebih nyata, keras dan berani daripada sekadar bakar diri bung!!!
walaupun aku belum dan tak mau tahu seperti apa rasanya membakar diri.

wkwkwkw....


bagi anda yang masih setia dengan premium,
lanjutkan saja,
toh ga dipenjara kok kalo pake premium.
teruslah perangi hati kecil anda.
amini rasionalisasi otak anda.

6 komentar:

  1. Lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi ya bang ?

    BalasHapus
  2. mantappp.... artikelnya

    BalasHapus
  3. Hanya 2% Mahasiswa yang bisa berpikiran seperti anda maz om gan bro,,,, apakah layak sisa 2 % tersebut kita sebut saja MAHASISA (nggak pake siswa).wkwkw..

    BalasHapus
  4. ane setuju banget sama artikel ini om, dari kmrn emg ane ingetin k tmn2 ane begitu, minimal utk kelas menengah ya harus beli pertamax lah, itu udh mmbuktikan kita peduli sama negara, klo bikin sim jg jangan nembak, krn SIM nembak udh jadi budaya di negeri ini, ane sih ogah dh.

    Ini bukan soal uang, tapi PRINSIP..!!

    Klo jadi org jg jangan ngaret & harus on-time, jangan jg jadi pmbohong utk hal2 yg kecil, contohnya: "mah, nnti klo tmnku dtg, bilang aja aku lagi pergi ya?" ckckc miris.

    Pertahankan pendirian-mu om hehehe.. krn msh bnyk kok org2 yg msh peduli sama lingkungan & diri sendiri :D :D

    BalasHapus
  5. hahahaha, ngajar bimbel buat menghindari bensin bersubsidi.
    kesindir #plakkkk :D

    BalasHapus
  6. Anjrriiitttt...!!!
    Nice Gan... ;)

    BalasHapus