terus berusaha membakar keingintahuan dan meliarkan ide-ide tentang ke-Indonesia-an buat lucu-lucuan aja. karena hidup hanyalah permainan, mari bermain dengan penuh bahagia.
Rabu, 07 Maret 2012
yang kecil itu juga moral
Pak Marzuki yang kontroversial itu
belakangan membuat himbauan larangan menggunakan rok mini di lingkungan DPR.
banyak yang bilang pak ketua DPR itu kurang kerjaan,
ngapain ngurusin yang begituan? yang kecil dan ga penting.
apa ga ada kerjaan yang lebih besar n penting?
itu pendapat mereka.
tapi bagi saya, himbauan itu penting.
semoga saja saya salah,
tapi menurut saya yang gila ini,
memang mereka yang bicara tentang moral selalu dianggap orang aneh.
tengoklah Bapak Nurmahmudi walikota Depok,
yang membuat himbauan "makan dengan tangan kanan".
apa itu hal penting? tidak.
apa itu hal besar? tidak.
apa itu pelajaran moral? iya.
sekarang Bapak Marzuki, ketua anggota dewan yang terhormat.
yang membuat himbauan "dilarang pakai rok mini".
apa itu hal penting? tidak.
apa itu hal besar? tidak.
apa itu pelajaran moral? iya.
sebetulnya kalau kita lihat dari sisi
kepedulian mereka terhadap moral, itu bukan hal aneh.
yang membuat mereka aneh adalah,
kenapa yang mereka urusi itu moral yang kecil2?
mungkin saja karena mereka tahu,
untuk memberi pelajaran moral yang besar bagi rakyat Indonesia itu sulit. sangat sulit.
tak usah yang besar2 seperti moral korupsi, free sex.
yang setengah besar saja sulitnya minta ampun...
contohnya...
disiplin waktu
tidak merokok sembarangan,
tidak menggunakan subsidi bbm bagi yang tidak berhak,
tidak menggunakan jalur busway jika tidak sedang mengendarai transjakarta.
tidak mencontek.
iya toh?
kita itu nyata2 sulit diatur untuk hal-hal yang seperti itu.
trus kita pengennya
moral yang diurusi para pemimpin itu hal2 yang seperti itu?
toh nyatanya useless juga, kita ga bisa diatur untuk masalah seperti itu.
makanya mereka mencoba mengatur hal2 yang kecil.
yang kecil seperti makan dengan tangan kanan, berpakaian sopan tanpa rok mini.
kalau ternyata yang kecil saja tak mau diatur,
oke lah. kita memang rakyat yang durhaka.
ketika kita butuh,
kita merengek kepada para pemimpin untuk meminta lapangan pekerjaan,
minta biaya pendidikan, biaya kesehatan yang murah.
sama manjanya seperti kita minta uang saku ke orang tua.
ketika kita tak butuh,
kita tak perlu berurusan dengan mereka,
tak perlu bayar pajak,
tak perlu melakukan himbauan moral yang kecil2 itu, apalagi yang besar.
sama halnya ketika kita
tidak memberikan hadiah,
tidak menuruti nasihat orang tua,
yang telah mengurusi dan memberikan nafkah kepada kita selama ini.
jadi jangan marah atau tersinggung jika mereka yang memimpin kita
mengurusi hal kecil2 yang kita anggap sepele dan tidak penting.
memang kelasnya kita, rakyat Indonesia,
bisa diatur sementara hanya untuk hal-hal kecil, sepele dan tidak penting.
eh.. apa salah ya...
bahkan hal yang kecil saja tak mau diatur?
hahaha....berandal!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar