Jumat, 10 Februari 2012

Baru! "Photo Box SIM" dari POLRI


sebelumnya maaf jika ada pihak2 yang tersakiti hatinya karena tulisan saya yang ngawur ini.
semoga tulisan ini tidak berakhir di meja hijau dengan tuntutan pencemaran nama baik.
saya bukan siapa2 kok, ga usah diperdulikan. wakakaka

"mba mau tes? beneran nih?" tanya seorang penjaga pos polisi di depan ruang pembuatan SIM.
"iya pak, mau coba dulu." jawab lia, pacarku.
"gile bener...oke deh.. gini cara mainnya ya...," kataku dalam hati.

Dulu, saya telah berhasil membuat SIM A dan C melalui jalur "reguler". yap, yang pertama lewat jasa PNS dalam, yang kedua lewat "front office" alias tukang parkir.
kisah konyolnya bisa dibaca di sini: http://tomsioranggila.blogspot.com/2011/11/pura-pura-transparan.html
kali ini saya mengantarkan pacarku membuat SIM A dengan jalur "spesial". yoi... tes secara jujur dan cupu!!!

cewekku memang konsisten dengan sikapnya, selalu jujur dan cupu.
mungkin karena karakter yang sama, kami jadi saling suka. hihihihi ;p

oke, kembali ke pak polisi...

btw, hanya ada 3 masalah yang membuatku benci dengan polisi.
pertama, POLRI mengagung-agungkan Briptu Norman yang terbukti dengan jelas tak mampu menjalankan tugasnya dengan baik selaku seorang polisi. Kecuali jadi artis, dia memang lihai.
namun dengan dipecatnya dia dari kepolisian, kebencianku dengan polisi berkurang.
kedua, polisi yang bertugas menilang saat razia sering bersedia menerima suap.
sepengetahuan saya yang sedikit dan kebetulan juga jarang ditilang karena insyaallah selalu sesuai aturan,
mereka sudah jarang sekali mau menerima suap atau salam damai. kebencianku kembali berkurang.
ketiga, kotornya praktik pembuatan SIM. Sampai saat saya menulis ini, saya yakin praktik itu masih berlangsung dengan aman damai sentosa. Entah karena atasan mereka, yang memiliki kewenangan menertibkan, tidak tahu atas praktik ini (pemikiran cupu) atau memang sengaja dilakukan pembiaran.

"kok lama ya mas"
"sabar sayang, biasa.. yang licin masuk duluan. sayang masuknya paling nunggu yang mau tes juga, jadi sekalian. kan mereka ga mau repot."
 ....
"mba lia"
"eh tuh mas, doain ya!"
"oke sayang.. bismillah.. semoga bisa lulus.. aamiiin.."

beberapa menit berselang, setelah saya membaca setengah isi dari koran KOMPAS saat itu,

"alhamdulillah sayang!! aku lulus!! sekarang suruh nunggu buat praktik bawa mobil."
"alhamdulillah ya.. sesuatu..(jawabku dengan nada syahroni). oke bismillah semoga ntar bawa mobilnya lancar"
"eh sayang, tadi waktu aku ngerjain soal.... polisinya ternyata juga pada ngerjain soal lho...
tiba2 ada orang yang masuk, trus kerjaannya polisi dikasihin ke dia trus suruh ditulis namanya di.kertas itu."
"trus???"
"ya trus langsung ada nilainya... ampun dah..."
"owalah... keren ya! wakakaka"

yang aku tangkap dari pengalaman ini, lain kali kalo ujian minta pengawasnya aja lah yang ngerjain.
sambil berharap semoga pengawasnya bukan guru tapi polisi.

"mba lia, ayo!" seorang polisi memanggil.
"sayang doain ya..."
"oke! (ngambil cemceman, bakar menyan, baca jampi2 #lebay) bismillah sayang!" aku lanjut buka koran sambil liat jam... hhmmm.. udah 2jam...

aku tengok kanan kiri, banyak orang yang baru masuk langsung dipanggil kemudian langsung keluar lagi. ga ada setengah jam.
aku tahu, mereka melakukan apa yang pernah kulakukan dulu.
menikmati pelayanan publik yang cepat dan tepat. namun sayang, tidak akuntabel.

"sayang! alhamdulilah! ga lulus! tadi parkir mundur nabrak motor. lagian motor rendah banget jadi ga kliatan di spion." ujar lia menghibur diri dengan menyalahkan orang lain.
"oke gpp, besok coba lagi.. berarti 2 minggu lagi ya?" tanyaku.
"hooh"
"yukipul, yuk kita pulang!"
"yuk mari..."

2 minggu berikutnya...

"doain ya!"
"oke! bismillah!"
...
"sayang! alhamdulillah! Ga lulus! ampun sempit banget mas, tiangnya itu lho... paling ga ada sejengkal dari mobil... aku tadi nabrak 2 tiang "
"ow yawis... gpp, besok coba lagi. 2 bulan lagi berarti ya?"
"iya... nembak aja apa ya sayang...susah banget, udah habis banyak juga buat latihan mobil"
"ah jangan, toh lagi ga butuh2 amat.. nyoba jujur dulu aja.. jujur emang susah sayang" sok bijak padahal saya juga nembak. dan dia tahu itu. wkwkw...
sambil pulang, kami lewat lapangan ujian praktik nyetir mobil. Dan ternyata memang benar terlihat sulit.
meskipun saya sudah punya SIM A, saya tak yakin bisa melewati ujian praktik tersebut.
saya yakin, jika semua yang memiliki SIM telah lulus ujian praktik maka akan sangat rendah angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi.

...................
sejenak saya berpikir,
jika memang sekarang jalur "reguler" yang diterima secara umum,
baik dari pihak polisi maupun masyarakat adalah jalur nembak,
lalu mengapa tidak sekalian saja pelayanan macam ini dibuat transparan sekalian?
toh semua pihak sudah menerimanya. semua sudah tahu dan setuju.
cepat, tepat, transparan lagi! kurang apa?
cobalah buat terobosan pembuatan sim dengan sistem PHOTO BOX.

pasang di mall, di arena bermain sebelahnya Photo box Timezone...
trus ditulisin "SIM PHOTO BOX- LANGSUNG PHOTO: 350rb- 5 menit jadi"
kan keren... makin transparan... cepat, tepat lagi.
daripada malu-malu kucing, minta disogok diem2 kaya banci...
lebih baik terbuka donk...

polisi harus berani.. berani nembak pendemo sebelum rusuh,
masa beraninya ditembak.. kaya cewe aja... ga berani nembak, maunya ditembak...
ditembak duit lagi!.. aduh.. banci.
abiz ditembak langsung goyang caiya-caiya.. wkwkw... mission completed dah!
.................
saya masih ingat,
pertama kali saya tahu praktek korupsi dalam skala besar adalah di sekolah.
ketika saya sedang berdesakan melihat pengumuman penerimaan siswa baru,
ada orang tua dengan anaknya berdesakan di ruang kepala sekolah.
entah apa yang mereka lakukan, yang jelas nama anak itu tak ada di papan tapi bisa diterima di sekolahku.

dan yang kedua adalah di kantor polisi.
ketika saya membuat SIM C.

jadi, jika memang POLRI ingin selalu menjadi yang pertama,
taruh Photobox SIM di sebelah photobox Timezone atau area hiburan lain.

jadi ketika ada anak kecil seusia TK atau SD ingin berfoto ria, mereka bisa memilih.
mau yang dicetak bentuk foto atau cetak bentuk SIM.

mereka akan mengenal korupsi pertama kali dari pelayanan SIM.
dan pada usia yang lebih muda daripada 16 tahun.

keren kan? hahaha....

ada yang sakit hatikah? maaf ya...
please.. jangan tuntut saya ya...
lebih baik tuntut polisi pembuat SIM yang menerima sogokan saja deh...
tuntut karena mereka telah melakukan banyak pembunuhan.

yap, kecelakaan yang disebabkan ketikamampuan berkendara pemilik SIM,
bagi saya bukanlah kecelakaan. tapi pembunuhan.

sama halnya membiarkan anak balita bermain air keras yang tak tahu bagaimana cara penggunaan yang benar.

it's not about corruption. it's about murder.

pembunuhan karakter bangsa dengan mengenalkan korupsi sejak dini,
pembunuhan nyawa manusia karena lisensi yang tak jelas kredibilitasnya.

2 komentar:

  1. Gajah di pelupuk mata dan kelihatan...

    BalasHapus
  2. iya tuh, setuju, mending beneran langsung dibuat transparan aja sistemnya, mau murah tes, mau cepet dan mahal gak pake tes tapi dikasih sim 'spesial' yang kalo misalnya ada kecelakaan dan dicek polisi ternyata dia pake sim 'spesial' maka sim itu langsung dicabut dan musti buat lagi. Jadinya PNBP kan!

    BalasHapus