Minggu, 27 Oktober 2013

Sumpah Pemuda 1928 dan 2013

Soempah Pemoeda

Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami mengaku tumpah darah kami di Indonesia. Tempat kami lahir dan akan kembali, Indonesia. Kampung halaman kami adalah Indonesia. Kami akan merantau ke seluruh dunia untuk menjadi orang dan akan kembali ke tumpah darah kami, Indonesia.
- jika pas bayarannya.

Kedoewa
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
 Kami dilahirkan untuk menjadi satu bangsa, Bangsa Indonesia. Tidak ada bangsa Jawa, bangsa Batak, bangsa madura, bangsa Dayak. Kami hanya satu, Bangsa Indonesia
- tapi Bangsa Indonesia ada jenisnya juga, Bangsa Indonesia Islam, Kristen, Hindu, Budha. Bangsa Indonesia Islam juga ada Islam NU, Muhamadiyah, ada juga Bangsa Indonesia Aliran sesat Ahmadiyah.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
 Kami bangga berbahasa Indonesia, kami menyatu dan saling mengerti dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
- Kalau bisa dicampur-campur dengan bahasa Inggris akan lebih keren.

Panas ya.... santai aja, orang waras ga cepet panas. Apalagi cuma mbaca tulisan ngawur orang gila ini. wkwkw.

Cuma iseng aja mikir, males banget ga c, dari jaman 1928 sampai 2013 sumpah pemuda gitu2 aja.
ga ada perubahan. wkwkw

ya kali, masa sumpah pemuda mau diubah?

eh jangan salah, cuma satu di dunia ini yg ga bisa diubah, yaitu Al Quran.

Undang-Undang Dasar yang begitu dasarnya saja bisa diubah? masa sumpah pemuda ga bisa?
wkwkw....

Memang kenapa harus diubah?

eh sadar g c, teks sumpah pemuda jaman 1928 itu isinya tentang PERSATUAN.
semuanya satu. Tanah air, Bangsa dan Bahasa satu. Indonesia.
itu karena dulu Indonesia masih terbagi-bagi jadi Jong-Jong. Misalnya Jong Celebes, Jong Java, Jong Ambon, Jong Kook, Jong Jang Umpet, dan Jong Jong lainnya. wkwkw...
untuk menyatukan itu maka dibuatlah Kongres Pemuda yang baru pada gelaran kedua-lah, diketuai oleh Sugondo Djojopuspito, lahir kesepakatan yang kita kenal dengan Sumpah Pemuda.

so, apa iya dari jaman 1928 sampai 2013 ini masalah kita masih sama?
masalah PERSATUAN?
ya memang sih. wkwkw

tapi apa iya separah jaman dulu? saya rasa enggak lah.
sekarang persatuan bukan masalah susah.
Jaman kita sekarang udah gampang banget menjalin persatuan.
masuk ke twitter, pesbuk, dan segala macam jaringan sosial lainya, semua sudah jadi satu.
ga cuma orang se Indonesia yang bersatu, tapi sedunia jadi satu.

so, masa iya c masalah kita dari 85 tahun yg lalu sampai sekarang masih sama?
kalo iya, itu sama aja anak bayi yang sampe jadi nenek-nenek masih punya masalah yang sama, ga bisa cebok sendiri.

Tantangan 2013

Jadi, tantangan kita sekarang, bagiku bukan lagi persatuan, tapi KEMANDIRIAN.
Hal yang dulu jadi kekuatan kini menghilang.

betapa mandiri mereka-mereka yang menginisiasi pertemuan pemuda untuk menjadikan negeri ini satu. agar lebih kuat melawan penjajahan. melawan ketergantungan dengan pihak lain.

kini semua hilang, para pemuda lebih senang dijajah daripada memilih mandiri.
dijajah orang tua yang kaya sehingga bebas minta ini itu tanpa usaha.
dijajah aturan yang mewajibkan pemerintah menjamin kesejahteraan rakyat sehingga rakyat lebih memilih berpangku tangan daripada berperan aktif mewujudkan kesejahteraan.
dijajah kebebasan bercuap-cuap sehingga lebih memilih mengeluh, yang yg lebih gampang, daripada bersyukur.

maka, bagaimana kalau sumpah pemuda 1928 biarlah jadi sejarah yang tak boleh dilupakan.
dan sekarang dibuat yang baru

SUMPAH PEMUDA 2013

Satu, Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berjiwa satu, Jiwa Indonesia.

Apapun bangsa dan tumpah darah kita, Indonesia tetap di jiwa. Mau asli Indonesia atau orang Indonesia yang berubah kewarganegaraan ke negara lain, naturalisasi, turis, atau tenaga kerja asing kalau memang mengaku berjiwa Indonesia, selama jiwanya Indonesia, itu bagian dari Indonesia.

Dua, Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berkewajiban satu, menyejahterakan Indonesia.

Dimanapun dan apapun karya kita, itu harus berkontribusi aktif dalam menyejahterakan Indonesia. Bukan jamannya lagi kita mengacungkan jari minta dipenuhi haknya, tapi saatnya kita merendahkan lengan untuk turut serta mengangkat beban kemiskinan yang ada di negeri ini.

Tiga, Kami Putra dan Putri Indonesia gemar menggunakan produk dalam negeri, Produk Asli Indonesia.

Mau suka mau enggak, mau murah mau mahal, produk dalam negeri harus dibela demi tercapainya kemandirian. Beli semampunya. kalau belum bisa, minimal tidak menjelek-jelekkan produk dalam negeri.

1 komentar:

  1. :)))))))


    menggelikan, menghibur, tetapi penuh satire yang tepat sasaran, seperti biasa :)

    BalasHapus