telat banget ya baru nonton. hahaha...
sejujurnya sih saya ga terlalu bisa menangkap apa inti dari film itu.
sumber pict: media.vivanews.com
tapi ada satu hal yang saya mengerti dari film itu,
bahwa yang namanya nasionalisme itu terlihat
bukan ketika seremonial yang mengharukan
atau pesta atas prestasi bangsa di kancah internasional,
tapi ketika nasionalisme itu
menimbulkan pengurangan kesejahteraan bagi diri kita pribadi
demi menjunjung kepentingan negeri.
ya seperti di film itu,
mereka lebih memilih menjadi WNI ketimbang warga Republik Demokratik Timor Leste
bahkan ada yang sampai kehilangan beberapa anggota keluarganya.
ya, demi mempertahankan status WNI nya.
harusnya kita malu dengan mereka,
dengan fasilitas yang serba minim,
kondisi alam yang gersang,
mereka masih mau memilih menjadi WNI.
ah, itu sih wajar, kalau saya suruh milih antara indonesia-timor leste,
ya pilih indonesia lah! kalau indonesia-australia, tentu saya pilih australia!
hahaha.... tanggapan yang cerdas.
tapi tunggu dulu, apa timor leste ga lebih baik dari indonesia?
negara dengan penduduk lebih sedikit sehingga lebih mudah diatur,
apalagi kongsinya dengan australia, hayo...
kalau ditengok kebelakang,
apa iya selama menjadi WNI dia sejahtera?
kawasan yang jarang dijamah, dengan kondisi tanah yang gersang?
itukah pilihan yang lebih baik?
kalau saya ingin lebih diperhatikan pemerintah,
saya pilih timor leste,
jelas kantor presiden ada di depan mata. kalo mau ngeluh tinggal teriak.
tapi mereka pilih jadi WNI
yang kantor presidennya jauh, harus melewati beberapa pulau,
dan kalaupun sudah sampai belum tentu bisa teriak di depan istana.
kenapa mereka memilih itu?
i think that's nationalism.
mereka memilih untuk jadi bagian rakyat indonesia yang berjuang untuk negerinya.
meski sengsara, yang penting mereka masih bisa merawat tanah airnya Indonesia.
itu sih bukan mereka yang pilih jadi WNI,
tapi keadaan yang memaksa mereka ga bisa pindah ke negara tetangga!
hahaha.... ya, memang ada yang terpaksa
tapi ada juga yang memilih, nah itu timor?
di daerah perbatasan kalimantan-malaysia juga banyak
yang sangat dekat dengan kota besar negara tetangga
tapi mereka memilih hidup di hutan belantara sebagai WNI.
ketimbang pergi ke negeri seberang yang lebih terang.
lalu melihat mereka yang begitu relanya kurang sejahtera,
tapi nyaman berjuang demi ibu pertiwi,
apakah kita tidak bisa untuk meniru mereka?
ya bukan berarti juga harus mengasingkan diri ke perbatasan,....
ga gitu juga kale...
artinya kita rela mengurangi kesejahteraan untuk kepentingan bangsa,
dengan tidak mengurangi rasa nyaman untuk hidup sebagai WNI.
contohnya...
kalo beli bensin ya pertamax, jangan keduax, ketigax apalagi premium bersubsidi.
wkwkw... itu lagi..itu lagi ya... hahahaha... :))
ya memang hal itu akan mengurangi kesejahteraan kita,
tapi di sisi lain kita juga membuka peluang bagi mereka yang membutuhkan subsidi pendidikan.
pakai produk indonesia seperti kaos mindset dan boxxxergila. ;p
dan masih banyak lagi cara untuk menunjukkan perjuangan kita untuk negeri.
tapi tindakan itu tidak akan bisa dilakukan
bagi mereka yang merasa tidak nyaman mengurangi kesejahteraannya,
menahan kepentingan pribadi demi kepentingan bersama.
lho? saya sudah bayar pajak. saya sudah bayar macam-macam kepada negara!
lalu mengapa saya harus berkorban lagi demi kepentingan negeri?
lagian kalau saya berkorban,
apakah pengorbanan itu disalurkan dengan benar oleh mereka yang ngurus duit negara?
jangan-jangan ada gayus lagi? hahaha
hahaha... kalau masalah gayus,
ibarat sawah yang ada tikusnya,
biar ga ada tikusnya,
ya dicari tikusnya, dibunuh, sarangnya dihancurkan, dikasih predatornya.
masa biar ga ada tikusnya,
caranya mencabuti padi yang sudah ditanam???
logika yang aneh... wkwkwkw
kalau memang tidak mau ada gayus lagi,
caranya bukan dengan menghentikan setoran untuk negara,
tapi memberantas gayus-gayus yang ada,
dan mencegah gayus berikutnya muncul kembali.
ya ga?
dan untuk masalah pengorbanan,
saya hanya bisa menjawab...
"itu semua kembali kepada kemampuan masing-masing".
kalau memang hanya mampu meminta, ya silahkan terus meminta-minta.
kalau memang hanya mampu bersembunyi, ya bersembunyi saja dalam kesenangan pribadi.
waktu zaman perang kemerdekaan,
ada juga koq rakyat yang memilih bersembunyi dan menjadi penjilat kaum penjajah.
tunjukkan saja sebatas apa kemampuan kita masing-masing.
ya ga bro? hahaha
------------
obrigado (matur nuwun)
super sekali
BalasHapussemoga di baca oleh anggota H[d]ewan yang tidak terhormat
:D