Selasa, 06 September 2011

mana yang lebih penting?

"kamu lebarannya kapan?"
pertanyaan itu cukup sering aku dengar saat penentuan hari raya idul fitri kemarin.
pertanyaan yang selalu berulang hampir setiap tahun
(karena hampir setiap tahun juga ada perbedaan penentuan hari raya)

tapi sejujurnya,
saya jarang mendengar pertanyaan
"kenapa kamu lebarannya hari selasa/rabu* ?"

kenapa hayo?
apakah "hari apa" lebih penting daripada "alasan" memilih hari itu?

ah kepanjangan nanya alasan!

 ow, kalau begitu ga penting ya nanya alasan.
buat apa nanya2 alasan, apalagi sekadar untuk menentukan hari raya.
yang penting nurut pemerintah saja lah.
toh kita diperintah untuk menuruti ulil amri/ para pemimpin/ pemerintah*.

tapi kalau memang begitu,
kenapa kita susah banget menuruti pemerintah untuk urusan duniawi.
misalnya urusan rokok yang haram untuk 17 tahun kebawah.
atau urusan subsidi BBM yang diperuntukkan bagi orang tidak mampu.

kalau konsisten,
harusnya mau urusan duniawi atau urusan agama,
kudu nurut sama pemerintah donk.

sebenernya selalu ada pertanyaan dalam benak saya,
untuk mereka yang gampang banget nurut sama pemerintah
dalam masalah agama,
sebetulnya karena memang paham dan setuju dengan keputusan pemerintah,
atau sekadar malas berpikir tentang "alasan" keputusan pemerintah itu.

apa memang urusan duniawi lebih penting daripada urusan akhirat ya?

buktinya kalau pemerintah memberikan keputusan tentang duniawi
seperti rokok dan BBM,
wah, semua niat banget mikirnya.
saking niatnya,
semua punya "alasan" masing-masing untuk tidak menuruti keputusan pemerintah.
dan mereka yakin dengan "alasan" mereka itu.

sebaliknya kalau pemerintah memberikan keputusan tentang agama,
seperti penentuan hari raya,
wah, males banget mikirnya.
udah lah, nurut pemerintah aja,
satu hadist cukup.

kenapa c?

kalau saya, sebagai orang gila,

karena saya bodoh dalam urusan dunia,
saya tidak lebih pintar dari menteri keuangan/presiden/DPR*
jadi ya sudahlah,
saya sih nurut saja mereka suruh aku ngapain.
ngurangi premium ya saya pake pertamax.
ga boleh ngrokok ya ga ngrokok.

karena bagi saya dunia itu ga lebih penting dari akhirat.

kalau aku sudah nurut tapi ternyata saya ga sejahtera juga,
mumpung masih di dunia,
saya bisa berusaha menjungkalkan mereka, para pemimpin negeri, untuk turun dari jabatan.
lalu aku masih bisa melakukan sesuatu yang baru yang lebih baik.
saya masih bisa minta bantuan orang tua, saudara atau teman2
untuk memperbaiki kehidupan dunia saya.

lain halnya dengan masalah agama.
bagi saya, agama adalah urusan keyakinan dan sangat privat.
pertanggungjawabannya hanya antara aku dan Allah.
sehingga tak ada satu pun orang
yang boleh memaksakan/merusak/mengganggu* keyakinanku.

yang aku tahu,
keputusan tentang agama akan diketahui jika kiamat telah datang.
hanya ketika kiamat datang, saya bisa tahu akan masuk surga atau neraka.

jadi ketika saya nanti ternyata gagal di akhirat dan masuk neraka,
tak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki amal kebaikan saya.
itulah mengapa saya berusaha hati2 dalam beramal,
termasuk mengetahui pasti "alasan" ibadah yg saya lakukan.

jika ketika di akhirat saya gagal dan masuk neraka,
kepada siapa aku bisa meminta tolong?
tak ada yg bisa menolongku selain Allah swt dan syafaat dari Rasulullah saw.
jadi, bagiku ibadah adalah tentang aku dan Allah.
tak ada yang boleh mengusik keyakinanku kepada Allah swt.

jika suatu saat saya menuruti pemimpin untuk urusan akhirat,
tapi ternyata mereka menyesatkan saya,
saya hanya bisa meminta untuk melipatgandakan siksa para pemimpin itu
tanpa bisa mengurangi siksa untuk diriku.

seperti yg tercantum dalam Al-Qur'an.

"dan mereka berkata:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mena'ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar." (QS. Al Ahzab: 67-68)

sebaliknya untuk urusan dunia,
jika para pemimpin ternyata menyesatkan saya,
selalu masih ada kesempatan untuk memperbaiki kehidupan.
dunia itu kelihatan kan?
mereka yang tak mampu melihat dunia/buta saja masih bisa hidup dengan layak,
mengapa  kita yang mampu melihat tak bisa hidup layak?

so,
semua kembali kepada diri masing-masing saja.* --> ini kesimpulan paling bodoh, ga penting  dan tak perlu berpikir.


saya hanya sempat berpikir,
apakah mungkin ini yg menyebabkan indonesia
selalu dicoret dari daftar negara2 penting di dunia.
yang menyebabkan banyak orang penting lebih memilih pergi dari Indonesia.

karena kebanyakan orang waras di Indonesia
lebih berpikir keras tentang hal-hal yang ga penting, seperti mudik yang hebohnya melebihi pembangunan sarana transportasi umum.
lebih tertarik kepada hal-hal yang ga penting, seperti sinetron dan gosip.
lebih kritis justru kepada hal-hal yang ga penting, seperti rokok dan BBM.

tapi sangat mudah diarahkan seperti sapi ditindik hidungnya,
untuk hal-hal yang lebih penting yaitu kehidupan abadi nanti setelah mati.
seperti malas berpikir alasan mengapa aku memilih berhari raya hari ini,
malas untuk sekadar mencari arti "minal aidzin wal faidzin"
yang penting banyak yg ngucapin ya ikut2an aja lah.

Indonesia ibarat area tidak penting yang dipenuhi oleh rakyat yang ga penting.

tulisan saya bukan bermaksud
untuk mengajak Anda menuruti atau membangkang kepada pemerintah.

saya hanya mengajak Anda untuk sama2,
menguatkan "alasan" dari sikap yang kita putuskan untuk suatu hal.
mengapa kita melakukan/tidak melakukan* sesuatu.

karena bagi saya,
yang penting bukan "apa" yg kita lakukan.
tapi "alasan" apa yang mendasari kita melakukan itu.

"alasan" itulah yang membedakan
mana manusia yang punya karakter kuat dan mana yang tidak.

mana manusia yang punya karakter kuat dalam kebaikan,
yaitu yang selalu punya "alasan" untuk memperbaiki diri sendiri.
dan mana manusia yang punya karakter kuat dalam keburukan,
yaitu yang selalu punya "alasan" untuk melemahkan diri sendiri.

jadi, mari berlatih untuk lebih sering bertanya "mengapa" bukan hanya "apa"?

*coret yang tidak penting

maaf agak telat,
selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H,
semoga amal ibadah kita diterima Allah swt
dan kita dipertemukan lagi dengan Bulan Ramadhan tahun depan. aamiin.
mohon maaf lahir dan bathin ya.
terima kasih atas maafnya :)

5 komentar:

  1. Pelajaran penting: Mengapa, bukan hanya apa
    Terima kasih

    BalasHapus
  2. sama2 om, semoga bermanfaat ya :D

    BalasHapus
  3. Lugas, mendalam, ngena di pikiran. Mendidik tanpa harus menggurui. Saya suka tulisan2 mas Tom, satu dari sedikit blog yang mencerahkan.

    BalasHapus
  4. terima kasih banyak atas apresiasinya. alhamdulillah :D

    BalasHapus
  5. great, emang urusan agama itu cuma kita dengan Allah, tapi ga cuma berenti disitu...

    lanjutkan bang :D

    BalasHapus